BAGAIMANA MASA DEPAN ISLAM DIMASA MENDATANG?

Jumat, 30 Maret 2012

Jangan Bodohi Rakyat dengan Berteriak Tolak BBM Naik

JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie meminta, elit politik untuk tidak membodohi rakyat dengan mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak perlu naik.

Menurut politikus Partai Demokrat itu, kalangan yang teriak samacam itu tidak pernah melihat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak pernah utuh.

"Yang bilang selalu naikan minyak gak berpikir tentang rakyat. Jangan lah kita membodohi rakyat. Kasian rakyat kita sudah susah, dibodohi lagi," ujar Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012).

Seharusnya kata Marzuki, jika ingin melihat APBN harus dilihat dari sisi pengeluaran dan penerimaan.

Seperti yang dikatakan Kwik Kian Gie, bahwa penerimaan terbagi menjadi migas dan nonmigas. Penerimaan dari migas diketahui masih surplus, di mana pendapatan migas dikurangi nonmigas.

“Inilah yang ditotalkan menjadi belanja negara. Belanja negara ada belanja kesehatan, pendidikan, program prorakyat,” jelasnya.

Adapun pengelompokan pendapatan negara tersebut, dikatakannya, otomatis membuat pendapatan negara menjadi turun. Maka, akan terjadi kebingungan apakah nantinya yang akan dikurangi belanja pegawai, belanja kesehatan atau subsidi pupuk.

“Kalau kelompok yang dikurangi tadi tidak dikoreksi. Kalau minyak naik terus, maka ada dari kelompok tersebut yang dikurangi terus, makanya kelompok migas ini disesuaikan," kata dia.

Oleh karena itu, kata dia, tak mungkin subsidi belanja lembaga kementerian dikurangi. Sebab jika dikurangi, maka belanja infrastruktur untuk rakyat akan habis.

"Itu saja intinya kenapa dibohongi rakyat. Kalau dikurangi subsidi belanja tidak dikurangi ya habis. Belanja infrastruktur untuk rakyat, apa ini yang kita kurangi jadi menjelaskan sederhana," kata dia.

Apalagi kata dia, masyarakat tak paham soal APBN. "Masyarakat kita enggak ngerti APBN. Masyarakat kita ngerti ini penerimaan, ini pengeluaran," jelasnya.

Bagaimanapun kenaikan BBM tak bisa dihindari. Bahkan kata jika pun gaji pegawai dipotong tak akan mencukupi subsidi tersebut.

"Kalau gaji pejabat negara dipotong, taruh saja Rp2 triliun-Rp3 triliun, apa cukup menutupi yang Rp64 triliun itu," kata dia.

SDM lemah SDA Indonesia Di kuasai Pihak Asing

Toko Muhammadyah pusat, Prof Dr Syamsul Anwar mengatakan sumber daya alam atau SDA Indonesia lebih banyak dikuasai pihak asing karena kualitas sumber daya manusia (SDM) di republik ini masih rendah. Akibatnya rakyat Indonesia jauh lebih miskin dibandingkan negara-negara lain yang tergabung dalam ASEAN.

“Kenyataan ini amat memprihatinkan. Apa kurangnya SDA yang kita miliki, bahkan terlengkap di dunia. Tapi SDM kita masih sangat rendah, tidak mampu mengelola SDA yang cukup kaya ini, sehingga lebih banyak dikuasai oleh pihak asing,” kata Syamsul Anwar yang juga ekonom, dalam tausyiah milad ke-99 Muhammadyah di Dayah Ihya Hussunnah di Kampung Jawa Baru, Lhokseumawe, Rabu (18/2).

Menurut Anwar, Indonesia kaya minyak, gas, bauksit, batu bara, emas, perak, dan ribuan bahan tambang lainnya. Selain itu, nusantara ini juga memiliki potensi kelautan, pertanian, dan hutan yang amat menggiurkan. Ironisnya, kata dia, di tengah tumpukan SDA tersebut ternyata warga setempat hanya mampu menjadi buruh di tanahnya sendiri bahkan sebagian di antaranya sebagai penonton. “Kita harus merubah kenyataan ini, jadikan SDM sebagai konsesus bersama untuk prioritas pembangunan,” tuturnya.

Di bidang akademik, lanjut Anwar, Indonesia yang dihuni sekitar 250 juta jiwa hanya memiliki prestasi gelar PhD sekitar 7.000 orang. Bila dibandingkan dengan Filipina yang jumlah populasi penduduknya sekitar 18 juta jiwa, kata dia, Indonesia tertinggal jauh. Buktinya, warga Filipina yang bergelar PhD mencapai Rp14.000 orang. Belum lagi Singapore, dan Malaysia. Vietnam yang baru saja lepas dari penjajah 1975 lalu, katanya, kini memiliki SDM jauh lebih baik dari Indonesia.

Muhammadyah, menurut Anwar, memiliki andil yang tidak kecil untuk mencerdaskan generasi bangsa. Saat ini Muhammadyah memiliki sebanyak 162 perguruan tinggi (PT) yang tersebar di seluruh pelosok, ribuan pendidikan tingkat SLTA, SLTP dan dayah. Secara kuantitatif andil ikut mencerdaskan anak bangsa telah dilakukan, tapi secara ekonomi belum mampu.

Rabu, 28 Maret 2012

Disertasi Aqil Siradj Telah Menyebut Syiah Sesat

Dr Said Aqil Siradj Dulu dan Kini

PERJALANAN hidup manusia melalui berbagai fase dan juga perubahan fisik, mental, dan juga spiritual. Adanya perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa hanya Allah Azza wa Jalla yang kekal. Dan kalau bukan karena karunia dari-Nya manusia tidak akan kuasa untuk teguh dalam menetapi sesuatu termasuk agamanya (istiqamah). Karena itu, dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa memohon keteguhan hati kepada Allah: “Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Dan ini mungkin salah satu hikmah yang dapat anda petik dari kewajiban membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat shalat. Pada surat ini terdapat permohonan kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa menunjuki anda jalan yang lurus, yaitu jalan kebenaran

Fenomena ini terus melintas dalam pikiran saya, gara-gara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj di berbagai media. Said Aqil Siradj mengatakan bahwa ajaran syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni.

Untuk menguatkan klaimnya ini, Said Aqil merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi. Menurutnya: "Wahabi yang keras saja menggolongkan Syiah bukan sesat."

sumber klik disini

Pluralisme KH Said Agil ''Jangan Ragu dengan PBNU''

Jakarta-wahidinstitute.org. Kepada sejumlah tokoh agama dan aktivis hak asasi manusia yang menemuinya, Kamis sore (17/03), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj menyatakan untuk tidak ragu dengan sikap PBNU terkait isu kekerasan dan kelompok minoritas. "Ini kita akan bawa ke pleno. Bukan hanya mengulang-ngulang yang sudah, tapi apa action ke depan. Jangan Ragu," tegasnya di ruang kerjanya di lantai tiga gedung PBNU Jalan Matraman Jakarta Pusat. KH. Said Aqil berjanji, informasi yang disampaikan dalam pertemuan itu akan dibawa sebagai materi dalam rapat pleno PBNU dan dari sana akan diputuskan langkah-langkah konkret PBNU selanjutnya.
Terkait kasus kekerasan dan isu pembubaran Ahmadiyah, KH. Said sendiri bercerita kalau dirinya pernah diundang Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono untuk dimintai pandangannya sebagai ketua PBNU. Sebelum itu, ia juga diundang Sekretris Kabinet Dipo Alam untuk masalah yang sama. Dalam kesempatan itu Doktor Universitas Ummul Qura Mekkah ini menyampaikan, orang-orang seperti KH. Wahid Hasyim mantan Menteri Agama RI yang juga ayahanda KH. Abdurahhaman Wahid dan KH. Achmad Siddiq, mantan Rais Am PBNU, meski berbeda pandangan tetap saja sangat menghormati Ahmadiyah. Presiden, kata Said Aqil, sangat serius dengan soal ini. "Untuk membubarkan Ahmadiyah, SBY tidak ke situ arahnya," terangnya.
Ia juga menyampaikan gagasan tentang perlunya keterbukaan dalam pengelolaan masjid-masjid Ahmadiyah untuk mengurangi eskalasi kekerasan. Masjid Ahmadiyah juga harus terbuka untuk non-Ahmadiyah. "Seperti juga Muhammadiyah yang jumatan di Masjid NU, meski hanya ada perbedaan sedikit," contoh KH. Said Aqil.
Dalam soal kekerasan, tambah Said Aqil, PBNU juga memiliki sikap jelas. Ia lalu mencontohkan sikap PBNU terkait kasus bom yang ditujukan Ulil Abshar Abdalla, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga menjadi calon Ketua Umum PBNU. Tak lama setelah bom meledak, PBNU mengeluarkan sikap. Intinya, menyerukan perlawanan terhadap setiap aksi teror, termasuk himbauan agar kader NU tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta memperbanyak munajat dan mohon perlindungan kepada Allah SWT. PBNU juga menghimbau kepada Keluarga Besar NU beserta para kiai dan ulama NU senantiasa mendoakan keselamatan saudara Ulil Abshar-Abdalla dan kader-kader NU yang lain. KH. Said Aqil juga menambahkan, sikap yang tegas soal kekerasan juga ia sampaikan di depan tokoh-tokoh MUI.

sumber DISINI

Koreksi Aqidah KH Said Aqil Sirajd islam dan kristen

Jika kekeliruan akidah menimpa kaum awam yang tidak punya pengikut, maka bahayanya relatif kecil hanya kepada dirinya sendiri. Tapi kesesatan akidah akan menjadi musibah besar bila menimpa tokoh dan pemimpin ormas Islam yang memiliki puluhan juta pengikut.

Adalah Bambang Noorsena, pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS), komunitas Kristen Ortodoks Syria (KOS) di Indonesia. Untuk sosialisasi KOS di Indonesia, Bambang Noorsena menulis buku “Menuju Dialog Teologis Kristen–Islam” yang diterbitkan oleh Penerbit Kristen Yayasan Andi Yogyakarta.

Buku setebal 172 halaman ini berisi kumpulan makalah, artikel, berbagai karya lepas, liputan, wawancara dan komentar media massa seputar Kristen Ortodoks Syria. Intinya, berusaha menjelaskan kekristenan dan keilahian (ketuhanan) Yesus versi KOS yang diyakini sebagai upaya menembus kebuntuan dialog teologis Kristen dan Islam.

Ciri khas KOS yang berbeda dengan aliran Kristen lainnya adalah identitas kearaban ala Timur Tengah. Istilah-istilah teologi banyak menggunakan bahasa Arab, bukan istilah barat ataupun Yunani. Misalnya, memakai kata “Sayyidina Isa Almasih” untuk menyebut Yesus Kristus, memakai jilbab bagi jemaat wanita ketika beribadat, dan pemakaian Bibel berbahasa Arab. “Kitab kami Injil berbahasa Arab. Karena itu kami juga bisa membaca Al-Qur’an,” jelas Bambang yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Cipta Wacana (UKCW) Malang itu pada halaman 143.

halaman asal CARI

Menjawab Syubhat KH Said Agil Siradj: Situs Porno Hanya Makruh? Oleh: Ust. Purnomo WD

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang menunjuki kita kepada kebenaran. Siapa yang Dia beri petunjuk maka tak seorangpun yang bisa menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh-Nya maka tak seorangpun yang mampu menunjukinya. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Pasca kejadian bom Solo, KH Said Agil Siraj membuat satu pernyataan yang melukai hati sesama muslim dan menyenangkan hati thaghut dan kafirin. Seolah tidak tahu adanya rekayasa dari peristiwa-peristiwa yang dikategorikan sebagai aksi terorisme, dia menuduh situs-situs jihadis radikal sebagai akarnya, sehingga meminta Menkominfo agar menutup situs-situs jihadi radikal yang dianggap mengajarkan terorisme. Secara tidak langsung, Said Agil menyamakan jihad dengan aksi terorisme. Sama persis dengan Israel yang menganggap pejuang Palestina yang berjihad untuk pembebasan negeri mereka sebagai teroris. Sama juga dengan kaum kuffar Amerika yang memusuhi Islam, menganggap jihad melawan penjajahan Amerika dan sekutunya atas Irak, Afghanistan, dan negeri-negeri muslim lainnya sebagai teroris.

Namun jawaban Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring cukup membuat lego umat Islam. Karena, “Menurut saya, akar radikalisme itu bukan karena mengakses situs. Tidak ada orang menjadi teroris karena membuka situs, nggak ada, boleh dibuktikan,” kata Tifatul di Jakarta, Kamis (29/9/2011).

halaman asal DISINI

Ngawurnya Said Agil Siradj dalam Menjelek-jelekkan Pihak yang Dia Sebut Wahabi*

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kelarga, sahabat, dan siapa saja yang komitmen dan istiqamah dengan sunnah-sunnahnya.
Istilah “Wahabi” sedang menghangat seiring dengan gerakan deradikalisasi yang membidik para aktifis dakwah dan jihad. Bahkan secara tegas, Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU telah mengaitkan antara radikalisme dengan pergerakan dakwah Wahabi. Dengan tegas ia menuduh gerakan dakwah yang merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman ulama salaf ini sebagai biang kerok dan sumber konflik di tengah-tengah masyarakat.
“Kita bisa mencermati pergerakan paham Wahabi di negeri kita yang secara mengendap-endap telah memasuki wilayah pendidikan dengan menyuntikkan ideologi puritanisme radikal, semisal penyesatan terhadap kelompok lain hanya karena soal beda masalah ibadah lainnya. Di berbagai daerah bahkan sudah terjadi ‘tawuran’ akibat model dakwah Wahabi yang tak menghargai perbedaan pandangan antar-muslim. Model dakwah semacam ini bisa berpotensi menjadi ‘cikal bakal’ radikalisme,” tulis KH Said Aqil Siradj pada harian Republika (3/10/2011), dengan judul, Radikalisme, Hukum, dan Dakwah.
Sebenarnya, stigma “Wahabi” merujuk pada sosok ulama abad ke-18, bernama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimy An-Najdi. Gerakan dakwahnya mengusung tajdid dan tashfiyah (pembaharuan dan pemurnian) akidah kaum muslimin dari beragam kemusyrikan dan amaliah yang tidak diajarkan oleh Islam. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang dai yang tak pernah menyebut kiprah dakwahnya dengan penamaan dakwah Wahabi atau tak pernah mendirikan organisasi dakwah bernama Wahabi. Istilah Wahabi baru muncul belakangan, itupun dengan tujuan stigmatisasi oleh mereka yang tak setuju dengan pemikiran yang diusung dalam dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. (Baca: Artawijaya, Tudingan Wahabi Kontributor Teror Bom Tak Pernah Terbukti)
Di Indonesia, stigma Wahabi juga pernah dilekatkan pada ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persatuan Islam (PERSIS). Tokoh-tokoh seperti KH Ahmad Dahlan, Syaikh Ahmad Soorkati, A. Hassan, dianggap sebagai pengusung paham Wahabi di Indonesia. Bahkan, jauh sebelum itu, pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol pun pernah disebut sebagai pengusung dakwah Wahabi. Baik Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ataupun generasi dakwah selanjutnya di seluruh dunia yang sepaham dengan pemikirannya tak pernah ada yang dengan tegas menyatakan dirinya sebagai Wahabi. (Baca: Artawijaya,Tudingan Wahabi Kontributor Teror Bom Tak Pernah Terbukti)

sumber KLIK DISINI

Selasa, 27 Maret 2012

pendekatan tes bahasa

Tes bahasa merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik, yaitu ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa. Kajian tes bahasa dapat bersifat umum seperti yang dilakukan dalam linguistik umum yang membahas masalah-masalah umum seperti latar belakang dan sasaran kajian bahasa. Kajian bahasa dapat pula bersifat ilmiah, teoritis, dan rinci seperti yang dilakukan dalam linguistik murni atau linguistik teoretis yang menyajikan kajian-kajian tentang seluk beluk tata bahasa transformasi, atau aspek tertentu dari bahasa seperti kajian tentang makna dalam kajian semantik dan kajian dari sudut pandang psikologi dalam psikolinguistik dan lain-lain.
Tes bahasa merupakan bagian dari keseluruhan penyelenggaraan pembelajaran bahasa, khususnya sebagai bagian dari komponen ke-3, yaitu evaluasi hasil pembelajaran. Dalam kedudukan tersebut, tes bahasa mempunyai kaitan yang sangat erat dengan komponen-komponen lain dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa, terutama komponen pembelajaran yang mendasarinya, yaitu kegiatan pembelajaran. Hal serupa berlaku juga sebaliknya terhadap komponen kegiatan pembelajaran itu sendiri yang seharusnya amat erat kaitannya dengan komponen tujuan pembelajaran yang mendasarinya.
Secara umum pandangan terhadap bahasa menentukan dan mendasari bagaimana pembelajaran bahasa diselenggarankan dan pembelajaran bahasa yang diselenggarakan menentukan tes bahasanya diselenggarakan. Dengan kata lain, pendekatan terhadap bahasa menentukan pendekatan pembelajaran bahasa, dan pendekatan pembelajaran bahasa menentukan pendekatan dalam penyelenggaraan tesnya. Dalam kajian bahasa dikenal ada berbagai cara pandang dan unsur yang dianggap penting oleh ahli yang berbeda atau tahap perkembangan ilmu pengetahuan yang berbeda. Perbedaan cara pandang tersebut dapat dikenali dan ditelusuri keberadaannya pada berbagai cabang kajian bahasa, termasuk tes bahasa, dalam bentuk (1) Pendekatan Tradisional, (2) Pendekatan Diskert, (3) Pendekatan Integratif, (4) Pendekatan Pragmatik, dan (5) Pendekatan Komunikatif.




1. PENDEKATAN TRADISIONAL
Pendekatan tradisional dalam tes bahasa dikaitkan dengan bentuk pembelajaran bahasa yang tradisional (konvensional) yang banyak digunakan pada kurun waktu ketika belum cukup banyak pembelajaran yang pengembangan dan penyelenggaraannya didasarkan atas kajian yang memadai terhadap seluk beluk bahasa. Dalam pendekatan tradisional pembelajaran bahasa diselenggarakan sekedar untuk kebutuhan terbatas tertentu seperti; berkomunikasi secara lisan dan terbatas dan dititik beratkan pada ketatabahasaan. Banyak diantaranya hanya menekankan pada kemampuan menerjemahkan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lainnya.
Penyelenggaraan tes dalam penyelenggaraan pembelajaran secara tradisional itu dilakukan juga secara tradisional tanpa menggunakan suatu teori bahasa tertentu sebagai dasar. Dalam penyelenggaran tes bahasa dengan pendekatan tradisional ini tidak terdapat rambu-rambu yang jelas atau baku tentang jenis kemampuan bahasa yang dijadikan sasaran, cara bagaimana tes itu diselenggarakan, dan bahkan cara bagaimana pekerjaan siswa itu dinilai. Semuanya terpulang pada penyusun dan penyelenggara tes. Kadangkala tes bahasa itu terdiri dari tugas untuk sekedar menerjemahkan suatu teks yang ditulis dalam

download selengkapnya DISINI

media gambar dalam pengajaran kosa kata arab

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab sebagai bahasa asing tetap menempati posisi penting di Indonesia, khususnya bagi umat Islam, tidak lain karena kedudukan bahasa Arab sebagai bahasa agama umat Islam. Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadist, keduanya adalah dasar agama Islam serta bahasa kebudayaan Islam seperti filsafat, ilmu kalam, ilmu hadis, tafsir dan lain sebagainya.
Dari uraian tersebut, tergambar dengan jelas betapa urgennya untuk mengetahui bahasa Arab bagi umat Islam, bahkan bahasa Arab dijadikan sebagai bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang tak terpisahkan. Maka tidak berlebihan jika bahasa Arab perlu mendapat penekanan dan perhatian seksama mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai pada lembaga pendidikan tinggi, baik negeri ataupun swasta, umum maupun agama untuk digalakkan dan diajarkan. Hal ini tentu disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan anak didik.
Kita semua memahami bahwa pendidikan usia dini memiliki peran yang cukup strategis dan sekaligus krusial bagi proses perkembangan anak dalam masyarakat, karena pada usia dini berbagai aspek kepribadian seseorang mulai berkembang dan tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tahap menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas perkembangan pada tahap perkembangan selanjutnya, termasuk dalam hal perkembangan bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian Mc Laughlin (1978) dan Ganesee (1978) mengemukakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa kesukaran daripada orang dewasa. Pendapat ini didukung oleh Joan Beck yang menyatakan bahwa anak akan menggunakan bahasa dengan baik sebelum umur lima tahun, ia juga belajar bahasa lebih mudah pada tahun-tahun ini dibandingkan pada masa berikutnya oleh karena keadaan fisik otaknya yang sedang berkembang.
Dari pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting untuk membentuk mental yang positif bagi kehidupannya. Anak dapat diberi modal dasar berupa ketrampilan bahasa asing, mengingat pada masa ini anak masih sangat baik ingatannya. Pengajaran bahasa pada anak bila dimulai sejak dini akan lebih bagus dan optimal hasilnya daripada pengajaran kepada orang dewasa. Hal ini dikarenakan pada saat itu otak anak masih lentur sehingga dapat diukir ucapan yang akurat.
selengkapnya KLIK download

download skype di sini..

skype for windows DISINI
kumpulan MAKALAH Dan Mata Kuliah MICRO TEACHING FAKULTAS TARBIYAH

semua file download

contoh RPP bahasa arab

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Madrasah :MTs N TULUNGAGUNG
Mata Pelajaran : BAHASA ARAB
Kelas/Semester : VII / 2
PertemuanKe- : 10
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 kali pertemuan )
Standar Kompetensi : 9. KITABAH/MENULIS (Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dan informasi baik fiksi dan atau non fiksi melalui kegiatan menulis tentang بيتى)
Kompetensi Dasar : 9. 1 Menulis dan melengkapi huruf hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat tentang “ بيتى” dengan tanda baca yang tepat

Indikator :
1. Siswa mampu menyalin/menulis kosakata/kalimat-kalimat sesuai contoh dengan tepat dan benar (khat)
2. Siswa mampu menulis kata-kata / kalimat-kalimat melalui imla' manqul
3. Siswa mampu menyusun huruf-huruf menjadi kata-kata dengan benar
4. Siswa menyusun kata-kata menjadi kalimat sempurna

download KLIK DISINI

contoh pertanyaan micro teaching

A. Menjawab pertanyaan
أ - أجب الأسئلة الآتية على أساس مافهمت من النص !
1. متى يستيقظ أحمد ؟
2. ماذا يفعل أحمد بعد الصلاة الفجر ؟
3. هل يذهب أحمد إلى المدرسة بالحافلة ؟
4. متى يذهب أحمد إلى المدرسة ؟
5. أين أحمد يصلى الجمعة ؟
B. Susunlah kata-kata berikut ini menjadi kalimat yang sempurna!
ب – رتب الكلمات الآتية لتكون جملا مفيدة !
1. في – يتوضأ – البيت – أحمد
2. بعد – أحمد – لا – الصلاة – ينام
3. المدرسة – يذهب –أحمد –بالسيارة – إلى
4. في – الجمعة – المسجد – يصلى –الكبير – أحمد
5. صحيفة – يقرأ – في – أو – الصباح – كتابا - أحمد
C. Buatlah karangan tentang kegiatan sehari-hari kamu seperti contoh di atas!

download file

contoh silabus micro teaching

Silabus

Nama Madrasah : MI
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Standar Kompetensi : 1. MENYIMAK/ISTIMA' (Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan paparan atau dialoq tentang alamat)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7
1.1. Mengenal bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, kalimat) tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Angka 1-10
• Kata tanya ma dan aina.
• Dlomir muttasil mufrot.
• Mufrodat baru seperti:
واحد، اثنان، ثرثة، أربعة، خمسة، ستة، سبعة، ثمانية، تسعة، عشرة، صفرة، شارع، رقم، مل رقم، قريب • Mendengarkan pelafalan kosa kata baru .
• Drill pelafalan kosa kata.
• Melafalkan kosa kata atau kalimat yang didengar.
• Menyebutkan kembali kata atau kalimat yang didengar • Lisan 2 x 35’ • Model guru
• Buku Paket Bahasa Arab
1.2. Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Angka 1-10
• Kata tanya ma dan aina.
• Dlomir muttasil mufrot.


• Mufrodat baru seperti:
واحد، اثنان، ثرثة، أربعة، خمسة، ستة، سبعة، ثمانية، تسعة، عشرة، صفرة، شارع، رقم، مل رقم، قريب • Tanya jawab tentang kata atau kalimat yang didengar.
• Mengungkapkan isi materi yang didengar.
• Menulis kata atau kalimat yang didengar. • Mengartikan kata atau kalimat dengan tepat dan benar.
• Mengungkapkan kembali isi wacana yang didengar.

• Menyalin atau menulis kembali kata-kata atau kalimat yang didengar. • Tulis 1 x 35’ • Model guru
• Buku Paket Bahasa Arab




Standar Kompetensi : 2. BERBICARA/KALAM (Mengungkapkan informasi secara lisan berupa paparan atau dialoq tentang alamat)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7
2.1. Melakukan dialog sederhana tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Angka 1-10
• Kata tanya aina.ma dan hal.
• Dlomir muttasil mufrot.
• Teks hiwar seperti
- السلام عليكم
+ وعليكم السلام
- ما اسمك ؟
+ اسمى أمينة
- ما عنوان بيتك ؟
+ بيتى فى شارع إمام بونجول 5 مالانج
- وأنت، أين بيتك ؟
+ بيتى فى شارع أغوس سالم 10 سورابايا


• Melafalkan materi hiwar dengan tepat dan benar secara klasikal.
• Melafalkan materi hiwar secara berpasangan.
• Melafalkan kosa kata dan kalimat dengan pelafalan yang tepat dan benar.
• Menggunakan/ mengucapkan mufrodat dengan tepat dalam berbagai kalimat.
• Lisan (praktik dialog)
1 x 35’ o Buku paket Bahasa Arab.
o Boneka
o Model guru






2.2. Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Angka 1-10
• Kata tanya aina.ma dan hal
• Dlomir muttasil mufrot.
• Teks hiwar seperti
- السلام عليكم
+ وعليكم السلام
- ما اسمك ؟
+ اسمى أمينة
- ما عنوان بيتك ؟
+ بيتى فى شارع إمام بونجول 5 مالانج
- وأنت، أين بيتك ؟
+ بيتى فى شارع أغوس سالم 10 سورابايا
• Bertanya jawab dengan kelompoknya dengan menyebut nama dan alamat.
• Parktik percakapan tanpa teks secara berpasangan. • Bertanya dengan menggunakan kata tanya aina,ma dan hal.
• Menjawab pertanyaan dengan tepat.
• Mendemonstrasikan materi hiwar

• Lisan
• (praktik dialog)
1 x 35’ o Buku paket Bahasa Arab.
o Boneka
o Model guru













Standar Kompetensi : 3. MEMBACA/QIRA’AH (Memahami wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang alamat)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7
3.1. Melafalkan huruf hijaiyah, kata, kalimat dan wacana tertulis tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Angka 1-10
• Kata tanya aina.ma dan hal.
• Dlomir muttasil mufrot.
• Menirukan pelafalan teks bacaan dengan benar dan tepat sesuai dengan tanda baca.
• Membaca secara individu teks bacaan secara bergantian.
• Melafalakan teks bacaan dengan benar dan tepat sesuai dengan tanda baca. • Lisan




2 x 35’ • Buku paket Bahasa Arab.
• Model guru
3.2. Menemukan makna, gagasan atau ide wacana tertulis tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Teks bacaan :
هذا بيتى
بيتى فى شارع باندونج رقم 7 سمارنج
وذلك اخى
بيته فى شارع إمام بونجول رقم 5 مالانج
• Mengartikan kosa kata baru yang terdapat dalam teks.
• Tanya jawab tentang isi bacaan.
• Menceriterakan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri.
• Mengidentifikasi makna kata atau kalimat dalam bacaan.
• Menjawab berbagai pertanyaan tentang isi bacaan.
• Membuat kesimpulan isi bacaan. • Tulis 2 x 35’ • Buku paket Bahasa Arab.
• Model guru


Standar Kompetensi : 4. MENULIS/KITABAH (Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana tentang alamat)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7
4.1. Menyalin kata, kalimat dan menyusun kata menjadi kalimat sempurna tentang أعضاء الإنسان، أسرتي، العنوان • Angka 1-10
• Kata tanya aina.ma dan hal.
• Dlomir muttasil mufrot.
• Contoh khot :
بيته فى شارع إمام بونجول رقم 5 مالانج

o Menulis contoh khot
o Mengerjakan latihan soal yang diberikan guru dan dibawah supervisi guru.
o Membuat kalimat dengan menggunakan mufrodat yang telah dipelajari.
• Menyalin kalimat sesuai dengan contoh (khot)
• Menyusun kata-kata menjadi kalimat yang sempurna.
• Menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf.
• Membuat kalimat sederhana dengan menggunakan kosa kata baru dan pola kalimat telah dipelajari.
• Tulis 2 x 35’ • Buku paket Bahasa Arab.
• Model guru


Mengetahui, …….. , …………….
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran



______________________ ____________________
NIP. NIP.

standart kompetensi

Standar Kompetensi : 9. KITABAH/MENULIS (Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dan informasi baik fiksi dan atau non fiksi melalui kegiatan menulis tentang بيتى)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7
9.1 Menulis dan meleng-kapi huruf hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat tentang “ بيتى” dengan tanda baca yang tepat Benda-benda rumah, meliputi: ruang-ruang dan isinya, halaman, kebun/taman rumah dll( bisa ditambahkan: isim mufrod dan jamak taksir) • Membuat kalimat-kalimat melalui imla' • Menyalin/menulis kosakata/kalimat-kalimat sesuai contoh dengan tepat dan benar (khat)
• Menulis kata-kata / kalimat-kalimat melalui imla' manqul
• Menyusun huruf-huruf menjadi kata-kata dengan benar
• Menyusun kata-kata menjadi kalimat sempurna • Tes unjuk kerja
• Uji petik kerja
2 x 40 ’ Keadaan rumah / obyek langsung
Buku Teks
Lembar Kerja Siswa
Miniatur rumah,
Media gambar
9.2 Menulis paragraf sangat sederhana tentang بيتى dengan menggunakan kalimat berstrukturمؤخرمبتدأ + مقدمخبر+ صفة/نعت • Kata-kata sifat (na'at man'ut)
• Jenis-jeniswarna
• Kalimat ber-struktur: kha-bar muqad-dam, mubtada' muakkhar dan na'at/sifat
• Adawatul jar • • Menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf Tes tulis
2 x 40 ’
9.3 Menulis tentang بيـتى dengan menggunakan media gambar/alat peraga gambar/foto yang dilihat dengan menggunakan kalimat berstrukturمؤخرمبتدأ+مقدمخبر+صفة/نعت عنديبيت. فىبيتيغرفكثيرة. منهاغرفةالجلوس, غرفةالمذاكرة, غرفةالأكلوغيرذلك.
جانبالبيتبستانجميل • Menulis karangan / laporan tentang keadaan rumah dengan ciri-cirinya/ sifatnya • Menulis karangan sesuai dengan tema secara terstruktur / terbimbing (misalnya: menulis tentang keadaan rumah sendiri-sendiri)
• Mengidentifikasi kata-kata tanya, bentuk mufrad dan jamak taksir, jenis mudzakkar dan mu'annats dengan tepat dan benar dll Tugas portofolio
2 x 40 ’





Mengetahui
Kepala MTs N Tulungagung





...........................................
NIP. Tulungagung, 15 Maret 2011
Guru Bidang Studi Bahasa Arab





..........................................
NIP.

contoh RPP kalam

SILABUS
Nama Sekolah : MI Al-Azhaar Bandung
Kelas / Semester : V / 2
Mata Pelajaran / Tema : BAHASA ARAB
Standar Kompetensi : Berbicara/kalam (Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan madrasah perpustakaan, dan kantin)

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
1 2 3 4 5 6 7
• Melakukan dialog sederhana tentang في المدرسة
• Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang في المدرسة
• Mendengarkan bacaan teks dari guru
• Melafalkan kembali kalimat / mufradat yang dibacakan guru
• Menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru
• Refleksi tentang proses belajar
• Siswa mampu menirukan ujaran (kata,frasa, kalimat) dengan tepat
• Siswa mampu melafalkan ujaran (kata,frasa, kalimat) dengan intonasi yang tepat
• Siswa mampu menyampaikan informasi sederhana sesuai konteks
Tes tulis







2 x 40 menit






• Chasanah, uswatul dkk. 2008. Mengenal Bahasa Arab untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. PT Putratama Bintang Timur.

download DISINI

contoh RPP kitabah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : BAHASA ARAB
Jenjang : MI Al-Azhaar Bandung
Kelas/Semester : VI / 1
Pokok Bahasan : الأعمال اليومية
Sub Pokok Bahasan : Kitabah (Menulis)
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 kali pertemuan)
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Metode Langsung (Direct Method)

A. Standar Kompetensi
Kitabah / Menulis (Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana tentang tentang kegiatan sehari-hari)

B. Kompetensi Dasar
1. Menyalin kata, kalimat dan menyusun kata menjadi kalimat sempurna tentang الأعمال اليومية
2. Menyusun kalimat dan membuat karangan sederhana tentang الأعمال اليومية

C. Indikator :
1. Siswa dapat menyalin/menulis kosakata/kalimat-kalimat sesuai contoh dengan tepat dan benar (khat)
2. Siswa dapat menulis kata-kata / kalimat-kalimat melalui imla' manqul
3. Siswa dapat menyusun kata menjadi kalimat sempurna tentang الأعمال اليومية
4. Siswa dapat membuat karangan sederhana tentang الأعمال اليومية

D. Materi Ajar :
Temaالأعمال اليومية dan menggunakan pola kalimat yang meliputi :
مبتدأ + خبر + جار و مجرور أو ظرف
فعل + فاعل + مفعول به

E. Kegiatan Pembelajaran:
1. Mendengarkan bacaan teks dari guru
2. Melafalkan kembali kalimat / mufradat yang dibacakan guru
3. Menulis kalimat / mufradat dengan tepat
4. Merangkum isi bacaan secara tulisan

F. Langkah-langkah Pembelajaran
no Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
1. Membuka kegiatan belajar dengan salam dan do’a
2. Memeriksa absensi siswa
3. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
4. Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman siswa dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari
Kegiatan Awal
1. Menjawab salam dan berdo’a bersama
2. Menjawab dan mengangkat tangan
3. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
4. Mendengarkan dengan seksama. 15 menit
2 Kegiatan Inti
1. Menuliskan teks kepada siswa
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan materi yang diajarkan
3. Memberikan soal atau latihan Kegiatan Inti
1. Memperhatikan dengan seksama
2. Bertanya tentang hal yang belum dipahami terkait materi yang diajarkan
3. Mengerjakan soal atau latihan yang diberikan guru 55 menit
3 Kegiatan Akhir
1. melaksanakan refleksi dengan melibatkan siswa dalam merangkum materi
2. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan tanggapan atau saran mengenai kegiatan belajar yang telah dilaksanakan
3. memerintahkan siswa untuk mempelajari materi berikutnya
4. menutup proses belajar mengajar dengan do’a dan salam Kegiatan Akhir
1. menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama guru
2. memberikan tanggapan dan saran
3. mempelajari materi berikutnya
4. membaca do’a dan salam bersama-sama. 10 menit



G. SUMBER, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
a. Buku Paket Bahasa Arab kelas VI dan LKS kelas VI
b. Modelling guru
c. Kertas manila
d. Papan tulis dan seperangkat alat tulis
e. Media audio visual

H. Penilaian:
Tes Tertulis
1. Sikap
Teknik/Bentuk: Pengamatan / Lembar Pengamatan (sikap siswa terhadap materi pelajaran, guru, dan proses pembelajaran selama kegiatan belajar berlangsung; kurang, cukup, baik, amat
baik)
Contoh Instrumen
No Nama Perhatian Keaktifan Rata-rata Nilai
1 Umi Nadhiroh 4 3 3,5 A
2 Khairul Ibad 4 4 4 A+
3 ...........


2. Pengetahuan dan Pemahaman Konsep (PPK)
Teknik/Bentuk:
- Tes
membuat karangan sederhana tentang الأعمال اليومية
Contoh Instrumen
Buatlah karangan tentang kegiatan sehari-hari kamu!
- Tugas Terstruktur / Jawaban Singkat (menyalin bunyi dan merangkai kata menjadi kalimat sempurna)



I. ANALISIS HASIL BELAJAR DAN PROGAM TINDAK LANJUT
1. Penugasan : PR
2. Tindak lanjut


J. Lampiran
1. Silabus


Mengetahui Tulungagung, 16 April 2010
Kepala MTs N Tulungagung Guru Bidang Studi Bahasa Arab



.......................................... ...............................................
NIP. NIP.

contoh RPP istima'

A. Standar Kompetensi
1. Menyimak(Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, alat-alat madrasah, dan profesi)
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran ( kata, kalimat ) tentang
1. التعارف،الأدواتالمدرسية،المهنة
Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang
1. التعارف،الأدواتالمدرسية،المهنة
C. Indikator :
1. Siswa dapat melafalkan kembali huruf-huruf hijaiyah / kata-kata dengan tepat dan benar sesuai dengan tanda baca


D. Materi Ajar :
Temaالأعمال اليومية dan menggunakan pola kalimat yang meliputi :
مبتدأ + خبر + جار و مجرور أو ظرف
فعل + فاعل + مفعول به
E. Kegiatan Pembelajaran:
1. Mendengarkan bacaan teks dari guru
2. Melafalkan kembali kalimat / mufradat yang dibacakan guru
3. Menulis kalimat / mufradat dengan tepat
4. Merangkum isi bacaan secara lisan atau tulisan

F. . Langkah-langkah Pembelajaran
no Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
1. Membuka kegiatan belajar dengan salam dan do’a
2. Memeriksa absensi siswa
3. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
4. Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman siswa dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari
Kegiatan Awal
1. Menjawab salam dan berdo’a bersama
2. Menjawab dan mengangkat tangan
3. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
4. Mendengarkan dengan seksama. 15 menit
2 Kegiatan Inti
1. Membacakan teks kepada siswa
2. Memberikan kesempatan (menunjuk) beberapa siswa untuk melafalkan kata
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan materi yang diajarkan
4. Memberikan soal atau latihan Kegiatan Inti
1. Memperhatikan dengan seksama
2. Mengulang atau menirukan kata-kata, kalimat dengan tepat dan benar sesuai tanda baca
3. Bertanya tentang hal yang belum dipahami terkait materi yang diajarkan
4. Mengerjakan soal atau latihan yang diberikan guru 55 menit
3 Kegiatan Akhir
1. melaksanakan refleksi dengan melibatkan siswa dalam merangkum materi
2. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan tanggapan atau saran mengenai kegiatan belajar yang telah dilaksanakan
3. memerintahkan siswa untuk mempelajari materi berikutnya
4. menutup proses belajar mengajar dengan do’a dan salam Kegiatan Akhir
1. menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama guru
2. memberikan tanggapan dan saran
3. mempelajari materi berikutnya
4. membaca do’a dan salam bersama-sama. 10 menit



G. SUMBER, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
a. Buku Paket Bahasa Arab kelas VI dan LKS kelas VI
b. Modelling guru
c. Kertas manila
d. Papan tulis dan seperangkat alat tulis
e. Media audio visual

H. Penilaian:
Tes Tertulis
1. Sikap
Teknik/Bentuk: Pengamatan / Lembar Pengamatan (sikap siswa terhadap materi pelajaran, guru, dan proses pembelajaran selama kegiatan belajar berlangsung; kurang, cukup, baik, amat
baik)
Contoh Instrumen
No Nama Perhatian Keaktifan Rata-rata Nilai
1 Umi Nadhiroh 4 3 3,5 A
2 Khairul Ibad 4 4 4 A+
3 ...........


2. Pengetahuan dan Pemahaman Konsep (PPK)
Teknik/Bentuk:
- Tes
membuat karangan sederhana tentang الأعمال اليومية
Contoh Instrumen
Buatlah karangan tentang kegiatan sehari-hari kamu!
- Tugas Terstruktur / Jawaban Singkat (menyalin bunyi dan merangkai kata menjadi kalimat sempurna)
Contoh Instrumen:


. Praktik
Teknik/Bentuk:
- Tes / Jawaban Singkat (Instrumen Penilaian Terlampir)
Contoh Instrumen:
1. Tulislah kata/frasa/kalimat yang Anda dengar dengan tulisan Arab yang benar! Kunci Jawaban seperti tertulis pada soal yang diperdengarkan kepada siswa
Contoh Instrumen :


- Pengamatan / Lembar Pengamatan
Contoh Instrumen:
Tulislah huruf, kata, frasa, atau kalimat berikut ini dengan benar!

I. REFERENSI
Chasanah, uswatul dkk. 2008. Mengenal Bahasa Arab untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. PT Putratama Bintang Timur.

J. ANALISIS HASIL BELAJAR DAN PROGAM TINDAK LANJUT
1. Penugasan : PR
2. Tindak lanjut

K. Lampiran
1. Silabus


Mengetahui Tulungagung, 15 Maret 2010
Kepala MTs N Tulungagung Guru Bidang Studi Bahasa Arab

file selengkapnya DOWNLOAD DISINI

fikih lughah

1. ما المراد باللغة السامية؟
هي لهجات سكان القسم الجنوبى من عرب آسيا من حدود الأردان شمالا إلى البحر العربى جنوبا ومن خليج العجم شرقا إلى البحر الأحمر غربا وهي منسوبة إلى السام بن نوح – عليها السلام- باعتبار أن المتكلمين بها في الجملة في نسله.
2. زعم بعض العلماء أن اليهود هم أول من عرف الصلات والروابط بين الشعوب السامية. كيف نرد هذه الشبهة؟
تناقل المستشرقون وكثير ممن سار على نهجهم من الباحثين العرب
3. ما فوائد الباحث التاريخ المقارن للّغات السامية؟
• معرفة تاريخ الشعوب السامية التى تتصل مع بصلات القربى، وعادتهم، وتقاليدهم، ودياناتهم، وحضارتهم واثر ذلك على العرب.
• أن البحث التاريخ المقارن يساعد على تفهم كثير من قضايا اللغة ويفسر بعض ظواهرها الصوتية واللفضية، كترادف والإشتراك، والإبدال يمكن أن يكشف البحث المقارن عن بعض غموضها، واسباب حدوسها، كما أن هذا البحث يوضح كثيرا من
التبدلات الدلاليه.

4. خلاف العلماء فى تحديد المكان الأول للساميين والراجح منه الدليل؟
• رأى بعض الباحثين أن يكون شمال أفرقيا أو بلاد الحبسية المواطين الأول للسامين وأنهم نزحوا منها إلى جنوبى الجزيره عن طريق بعض المندب.
• واعتمد بعض العلماء على المأثورات الدينية ففى قصة الطوفان أن السفينة رست عند منابع دجله والفرات.
• وافراض بعض العلماء أن تكون بلاد كنعان،السام المواطن الأول للسامين، واعتمدوا فى ذلك على دراسة الأساطين والمأثورات الشعبية.
• والنظرية الرّابعة ترى أن سهول العراق وما بين نهرين هي البيئة الأولى التى نشأ فيها الساميون.
5. الخصائص المشتركة للّغات السامية؟
• من ناحية الصوتية: تمتاز باحتوائها على حروف الخلق.
• من ناحية الصرفية: تعتمد اللغة السامية على اصوات السكن الساكنة.
• من ناحية النحوية: زمن الفعل ينقسم إلى ماض، ومستمر.
• حالتين من حيث الجنس المذكر والمؤنث.
• اسم مفرد، مثنى، جمع.


2.صفات:- اللغة الإنتقائية مشتركة تشكلة أصولها مقايسها لدى قبيلة قريش و على هذا أن وصف العربية بالقريشية أنه نحن من اعتبار صفات الغالبة أو قصد إلى تعيين الموئيل الذي شهد تخلقها من أجود الفصيحة الذي جرى على السنة العربي
- لغة الإعراب حيث يمثل الإعراب صفة من أقدام خصائص الفصحى و أبرزها , ولذلك بعد ذيوع الحن و انحدار مستوى الحديثة السمة التى تمييز الفصحى.
3. تعريف العامية لغة قائمة بذاتها طالما تتوافر فيها الظواهرها اللغوية المتمثلة بالنظام الصوتي phonetics وتشكيل الصوتي fonologi والصرف والنحوى ودلالة الألفاظ.
الفروقات بينهما :
1. العامية هي لغة السواد الأعظم لمجموعة من الناس بينما الفصحى أي لغة طبقة المتعلمة وتعتبر اللغة الرسمية المتعرف بها في إطار مؤسسات السلطة و في المحافل الدولية و الإعلامية و تربوية و العلمية و الأدبية.
2. تحرر العامية من التقييدات و الأحكام اللغوية لتنطلق على سجيتها الكلامية باعتبارها اللغة المحكية,بينما تحدد الفصحى بأحكام الصرف و النحو و الألفاظ الدلالية المنتقاة.
3. قلة التدوينات و المنشورات بالعمية سواء المخطوطة أو المطبوعة , و اكتظاظ المكتبات بما يقتصر على اللغة الفصحى.

4. مفهوم السليقة اللغوية: يرى اللغويون العرب القدماء هي مرتبطة بالجنس و الوارثة أي أنه يتصور أن يسيطر على اللغة العربية غير العربي كما أنه لا يمكن أن يتقانها إتقان العربي لها.
KUMPULAN MATA KULYAH PENELITIAN TIDAKAN KELAS
KLIK DISINI DOWNLOAD

PTK BERBASIS VISUAL (GAMBAR ) DALAM PELAJARAN BAHASA ARAB

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang perlu diperhatikan, dimana banyak faktor yang mempengaruhinya salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa aspek lai yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajarn berlangsung. Dalam proses belajar mengajar ini ada salah satu fungsi media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengarui ,iklim, kondisi dan lingkungann belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, disaamping guru dituntut mampu mengunakan alat-alat yang digunakan, guru dituntut juga mampu mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan, karena media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari prosese belajar mengajar, demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangankegiatan belajar. Penggunaan media pengajarn dala tahap orientasi pengajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dab\n penyampaian pesan, isi pelajaran pasda saat itu.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam poroses belajar mengajar banyak sekali macamnya, salh satunya yaitu, media gambar, dimana media gambar representasi termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan, dimana pesan dituangkan melalui lambang atau symbol komunikasi visual. Menurut Arief S Sadiman, (1986 ) simbol-simbol tersebut harus difahami benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penggunaan media gambar representasi dalam pengajaran bahasa arab dapat mempermudah pemahaman siswa?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah pengunaan media gambar representasi dapat memudahkan siswa, untuk menjalaskan penerapan media gambar representasi dalam pembelajaran bahasa arab, untruk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa dan mengajar bagi guru.

D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan wawasan dalam mengetahui penggunaan media dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran.
2) Bagi Lembaga
Untuk mengetahui dan meneliti kemampuan mahasiswa dalm menerapakan ijmu dan teori yang didapat dibangku kuliah serta sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
3) Bagi Siswa
Agar siswa lebih mudah dalam menerima materi dan memahami yang disampaikan oleh guru, serta lebih mudah dalam memahami konsep pembelajaran bahaasa arab dengan mengunakan media gambar, agar siswa lebih cepat menangkap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
4) Bagi Guru
Agar guru lebih mudah menyampaikan materi secara logis, praktis, sistematis serta efektif dan efisien dalm mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
E. Hipotesis Penelitian
Dengan penggunaan media gambar representasi dalam pelajaran bahasa arab dapat memudahkan bagi siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan

DOWNLOAD SELENGKAPNYA DISINI

PTK demontrasi 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Bahasa adalah merupakan alat yang sangat berfanfaat bagi semua manusia. Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Di dalam masyarakat ada komunikasi atau saling hubungan antar anggota. Untuk keperluan itu diperlukan wahan yang dinamakan bahasa. Sebagaimana diketahui bersama, bahwa terdapat banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan di dunia ini. Setiap bahasa mempunyai keistimewaan dan ciri khas masing-masing.
Bahasa arab sebagai salah satu bahasa digunakan sebagai alat komunikasi sosial, mempunyai keistimewaan yang khusus diantara bahasa-bahasa yang lain. Doktor Muhammad Ali al- Khouli dalam kitabnya Asalib al-lughoh al-Arobiyyah menyebutkan bahwa bahasa arab mempunyai.tempat khusus diantara bahasa-bahasa yang lain. Keistimewaan tersebut adalah:
1. Bahasa al-Qur’an al-Karim
2. Bahasa Sholat(bahasa yang digunakan dalam melaksanakan ibadah sholat)
3. Bahasa Hadist rasul SAW
4. Sebagai bahasa resmi perekonomian wilayah arab
5. Bahasa yang digunakan oleh banyak orang sebagai alat kominikasi sosial.
Indonesia sebagai negara berkenbang, mempunyai satu bahasa yang digunakan untuk melaksanakan komunikasi setiap hari. Bahasa tersebut adalah bahasa indonesia yang telah lama diresmikan. Meski demikian Indonesia tidak menutup adanya bahasa lain yang masuk dan dipelajari dilembaga pendidikan formal. Diantaranya adalah bahasa arab, bahasa inggris, bahasa jerman dan bahasa yang lain. Hal iini bisa memberi wawasan yang luas tentang peradaban negara lain atau sebagai pengetahuan yang bermanfaat. Bahasa arab diajarkan atau masuk sebagai kurikulum sekolah pada tingkat sekolah dasar (MI atau Madrasah Ibtidaiyah) yang selanjutnya diteruskan pada tingkat pertama dan tingkat menengah. Meskipun bahasa arab ini telah diajarkan sejak dini, tetapi hasil dari pembelajaran tersebut belum bisa maksimal dengan hasil yang sangat memuaskan. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa arab masih terus dicoba dan dirancang dengan sedemikian bagusnya untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus. Untuk memecahkan masalah pembelajaran demikian, perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain berupa penerapan strategi pembelajaran atau penggunaan metode pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya dalam bukunya SBM “srtategi belejar mengajar”, menyebut bahwa metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh seorang guru atau instruktur. Macam-macam metode mengajar adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode demonstrasi dan eksperimen, metode kerja kelompok, metode sosio drama dan bermain peran, metode karya wisata,metode belajar beregu dan metode proyek. Sedangkan dalam pembelajaran bahasa arab materi yang diajarkan adalah mencakup empat maharah, yaitu:
1. Maharah Kalam (Kalam artinya berbicara, maksudnya adalah praktek berbicara dalam bahasa arab )
2. Maharah Qira’ah (Qira’ah artinya membaca, yaitu membaca teks, jumlah atau bacaan bahasa arab yang bisa menunjang keterampilan dalam membaca bahasa arab. Maharah Qira’ah berkaitan dengan maharah Kitabah)
3. Maharah Istima’ (Istima’ berarti mendengarkan, artinya latihan mendengar bahasa arab melalui pidato, kaset bahasa arab atau melalui alat yang lain yang selanjutnya ditulis ulang atau diringkas. Hal ini melatih alat pendengaran siswa)
4. Maharah Kitabah (Kitabah artinya menulis, maksudnya adalah latihan untuk menulis bahasa arab atau latihan mengarang dalam bahasa arab)


download selengkapnya DISINI

Makalah PTK

I.4 MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN
PTK ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
a. Siswa :
1. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari SPU.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap topik SPU.
3. Menjadi stimulus untuk meningkatkan minat belajar kimia siswa secara umum.
b. Guru :
1. Dapat dijadikan sebagai acuan dan tolok ukur untuk strategi pembelajaran secara umum.
2. Diperoleh seperangkat pengalaman dalam pembelajaran kimia dalam rangka meningkatkan keprofesionalisme guru.
c. Sekolah :
1. Dapat dijadikan sebagai acuan meningkatkan kualitas belajar, minat belajar serta hasil belajar.
2. Merangsang guru-guru lain melaksanakan kegiatan yang sejenis.
3. Dapat meningkatkan nilai akademis siswa dan kecerdasan social.









BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN


II.1 KAJIAN PUSTAKA
II.1.1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Kimia menurut Kurikulum 2004
Mempelajari ilmu kima tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia belaka, akan tetapi ilmu kimia dapat pula memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakekat materi serta perubahannya, menanamkan metode ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan dan memupuk ketekunan serta ketelitian bekerja.
Menurut kurikulum SMA 2004, pengertian Pendidikan Kimia SMA mengandung bahan kajian yang mempelajari sifat, struktur, transformasi, dinamika, dan energitika melalui kegiatan yang melibatkan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreatifitas, dan penalaran. Disamping itu perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata, seperti dalam bidang IPTEK, pertanian, kesehatan.industri, ketaqwaan, lingkungan dalam rangka meningkatkan wawasan dan kebangsaan nasional.

donload file DISINI

penelitian tindak kelas

Penelitian Tidakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2008).

Karakteristik
1. Situasional, praktis, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja
2. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah, karena bersifat empiris dengan mengandalkan observasi nyata dan data prilaku
3. Fleksibel dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan
4. Partisipatori, karena peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung
5. Self evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinu dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya meningkatkan praktik
Tujuan
1. Peningkatan praktik kerja
2. Peningkatan (pengembangan profesional) pemahaman praktik oleh praktisinya
3. Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktik
4. Melibatkan semua orang yang terkena dampak penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu Penelitian Tindakan yang dilakukan guru dalam kelas yang merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan…” yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah sampai terpecahkan. Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dsb. Bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas agar lebih profesional

Fungsi
1. Untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu
2. Alat pelatihan dalam jabatan untuk membekali guru dengan ketrampilan dan metode baru, mempertajam analisis dan mempertinggi kesadaran dirinya
3. Untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovasi dalam pembelajaran
4. Untuk meningkatkan komunikasi yang kurang lancar antara guru dan peneliti
5. Untuk menyediakan alternatif yang lebih baik

download file DISINI

PENGGUNAAN MEDIA KARTU DALAM MENINGKATKAN PENGAYAAN KOSAKATA SISWA KELAS V MI NEGERI II SUKABUMI

PENGGUNAAN MEDIA KARTU DALAM MENINGKATKAN
PENGAYAAN KOSAKATA SISWA KELAS V MI NEGERI II SUKABUMI


PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Oleh
Saiful Zaman
(09330078)











JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS HUMANIORA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juni, 2011


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah.

Mata pelajaran bahasa arab merupakan salah satu mata pelajaran yang isinya mencangkup mata pelajaran membaca, menyimak, berbicara dan menulis.

Kenyataan yang ada dilapangan, mata pelajaran bahasa arab dewasa ini mutunya masihsangat rendah karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai. Hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam mempelajari sesuatu yang baru dan asing, selain itu methode yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran dalam suasana formal diseolah. Umtuk meningkatkan mutu pelajaran bahasa arab, banyak faktor yang haus dipertimbangkan, diantaranya yaitu dalam hal penyampaian pesan dari sumber melalui saluran atau media tertentu kepenerima pesan atau siswa. Sedangkan methode yang digunakan disekolah dirasakan masih kurang menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk dapat mepelajari sesuatu yang baru dan asing. Hal ini menyebabkan siswa secara mentalitas menganggap bahwa bahasa arab sebagai pelajran yang sukar sehingga siwa kurang bergairah dalam belajar, serta mudah lupa terhadap kosa kata yang telah dipelajari karena method ebalajar yang hanya terfokus pada buku pelajaran.

Untuk itu perlu diterapkan suatu cara alternatif guna mempelajari bahasa arab yang kondusif dengan suasana yang cenderung reakreatif sehingga mendorong siswa untuk mengembangakan potensi kreatifitasnya. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan media. Suparno (1998) mendefinisikan media sebagai suatu laat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya. Dengan penggunaan media ini diharapkan agar informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu media menjadi sanagt penting dalam pengajaran bahasa, karena informasi yang dikomunikasikan lewat lambang verbal saja kemungkinan terserapnya amat kecil sebab Informasi yang demikian itu merupakan informasi yang sangat abstrak sehingga sanagt sulit difahami.

Salah satu media alternatif yang dapat digunakan dalam pengajran bahasa adalah media kartu (flash card) karena penggunaan media ini sangat mudah, praktis dan bisa dipelajari setiap saat. Media ini juga sanagt efektif untuk melatih keterampilan berbicara secara spontan dan sesuai dengan proses berbahasa yang diyakini merupakan proses ransanagn, tanggapan (stimulus respon). (suparno, 1988:20). Adapun efektifitas penggunaan dari methode ini tergantung pada reatifitas guru tersebut, maka kartu ini hanya sebagai hiasan dinding belaka.

Dengan pendekatan disiplin belajar “Learning Vocabs by cards Everyday” yaitu mempelajari kosa kata melalui kartu-kartu yang dilakukan setiap hari akan meningkatkan proses pemahaman siswa. Prroses ini akan lebih berhsil apabila ditunjang dengan sistem yang rekreatif. Tujuan dari methode ini merupakan sebuah pemenuhan dari penggunaan target bahasa secara komunikatif. Denagn melakukan method eini, para murid dibiasakan untuk membentuk kebiasaan baru dalam penggunaan bahasa arab tanpa adanya pengaruh-pengaruh dari bahasa asli merea.(Freeman,1986:43).

Untuk mepelajari dan memperkaya kosa akata bahasa arab, penggunaan media kartu sanagt mendukung karena siswa dapat mempelajari dan menghafal kosa kata sedikit demi sedikit secara rutin melalui kartu yang mudah dan penggunaannya yang praktis, dimana guru dapat secara langsung membawa media kedalam kelasdan menyajikannya tanpa terpaku pada buku teks yang ada. Media kartu (flash cards) dapat membantu guru dalam proses belajar bahasa arab khususnya tentang penguasaan dan pemahaman kosa kata. Pengembangan media kartu sebagai media instruksional pada mata pelajaran bahasa arab diharapkan dapat mamberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam peningkatan kemampuan siswa. Selain itu media kartu atau flash cards dapat digunakan dengan cara yang rekreatif, misalnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung, guru meberikan kesemapatan pada siswa untuk mengamati kartu yang ditunjukkan satu persatu dan kemudian bagi siswa yang bisa menjawab boleh langsung mengambil kartu-kartu tersebut. denagn sistim permainan ini, akan bisa menciptakan suasana yang menyenangkanbagi siswa dalam mempelajari kosa kata bahasa arab.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka pengembangan media kartu atau flash cards untuk meningkatkana penguasaan kosa kata bahasa arab siswa perlu dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil pengembangan ini diharapkan bisa bermanfaat untuk menguji efektifitas penggunaan media terhadap peningkatan kemampuan berbahasa arab serta mengetahui minat siswa melalui methode alternatif dan variatif ini.


B. Rumusan Masalah
Dan sehubungan dengan fenomna diatas maka ada dua permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. apakah penggunaan media kartu bisa meningkatkan kosa kata siswa ?
2. bagaimana penggunaan media kartu dapat meningkatkan kosa kata siswa ?


C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada dua permasalahan diatas maka penelitian ini bertujujuan untuk :
1. mengetahui apakah media kartu bisa meningkatkan kemmpuan kosa kata siswa atau tidak?
2. mengetahui cara kerja atau proses penggunaan media kartu yang efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kosa kata siswa .

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa arab di MI Negeri II Sukabumi, khususnya pada kegiatan pembelajaran bahasa arab di kelas V, adapun secara detail kegunaan tersebut diantaranya:
1. Siswa
Dengan media kartu, siswa denagn mudah untuk menghafal kosa kata dalam bahasa arab beserta denagn penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari.
2. Guru
Penggunaan media ini, akan dapat mepermudah para guru dalam mengajarkan bahasa arab khususnya utnuk para siswa yang masih menempuh pendidikan di SD/ MI atau yang sederajat .
3. Lembaga
Pengguanaan media ini, akan menjadi pijakan dasar utnuk lembaga/sekolah dalam kaitannya menentukan kurikulum bahasa arab yang lebih baik.







BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Pengertian Media Pengajaran
Media berasal dari bahasa latin “medium” yang berarti perantara. Media juga disebut sebagai alat peraga, audio visual, , instruksional material atau sekarang ini media lebih dikenal denagn media pembelajaran atau media instruksional. Menurut Ibrahim (19 : 4) media adalah segalah sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Media pengajaran menurut Hamalik (1989 : 23) adalah alat, method edan tehnik yang digunakan dalam rangka mengaktifkan komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar disekolah.

Manfaat pengguanaan media didalam kelas sangatlah jelas. Media tidak hanya populer dan menarik pada kalanagan semua mumur utnuk meningkatakan minat dalam mempelajari bahasa, namun juga memunculkan variasi dalam situasi proses belajar mengajar. Dalam menggunakan media guru harus mempertimbangkan usia siswa yang akan disjar. Demikian juga tingkat intelektual, tingkat kemampuan berbahasa, dan latar belakang sosial budayanya. Isi materi pada media tersebut juga harus sesuai dan relevan denagn minat siswa (Yunus, 1981:1). Sadiman mjuga mengungkapkan bahwa penggunaan media perlu memperhatikan penempatannya agar dapat diamati dengan baik oleh seluruh siswa (1986:203)
Peranan media pembelajaran menurut Sadiman (1986:203) adalah antara lain:
1. menghemat waktu proses belajar mengajar
2. memudahkan pemahaman
3. menungkatkan perhatian siswa
4. mempertinggi daya ingat siswa
selain itu Supadi (1983 : 203) mengutip fungsi media dari ensiklopedia penelitian pendidikan sebagai berikut:
1. memperbesar perhatian siswa
2. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajara karena akan membuat pembelajaran menjadi mantap meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir dan mengurangi verbalisme
3. memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa
4. membantu tumbuhnya pengertian dan kemampuan berbahasa
5. memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta keragaman dalam belajar
media terbagi atas tiga macam, antara lain: audio, visual, audio-visual. Media kartu termasuk media visual seperti halnya media gambar dan materi-materi lain yang dapat dilihat. Media kartu termasuk salah satu media sederhana yang dapat dengan efektif membantu proses belajar, terutama belakjar bahasa. Dimana dengan adanya kartuyang berisikan tulisan atau gambar-gambar akan meningkatkan minat dan motifasi siswa dalam belajar.
Pada penggunaan media kartu, kita mengenal salah satu model kartu yang populer yaitu “flashcards” Flashcard adalah kartuyang berisikan gambar, kata, phrase dan lain-lain,. Kartu ini dikenal dengan nama flash yang berarti secepat kilat, karena penggunaan kartu ini adalah denagn cara memperlihatkan apa yang ada diatas kartu dengan cepat (flash).


B. Kosa kata dalam bahasa arab
1. Pengertian Kosa kata
Dalam pengajaran suatu bahasa, tidak bisa terlepas dari penguasaan kosa kata bahasa tersebut. demikian halnya dalam pengajaran bahasa arab. Langkah awal dalam memperkenalkan bahasa arab adalah dengan pengenalan kosa kata (mufrodat) terlebih dahulu.
Harmer (1991) menyatakan bahwa dalam memperkenalkan kosa kata kepada murid , ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1 .makna kata
2. penggunaan kata
3. pembentukan kata
4. struktur kata
Suatu kata tidak akan lebih berarti tanpa adanya suatu konteks yang melengkapi arti kata tersebut. apabila suatu kata itu berdiri sendiri,maka kata tersebut akan mempunyai arti yang tidak pasti, karena kata-kata dalam bahasa arab banyak mepunyai arti lebih dari satu dalam bahasa indonesia. Untuk itu dalam memperkenalkan kosa kata sebaiknya guru turut memperkenalkan konteks yang berhubungan dengan kata tersebut. selain faham arti kata perkata, murid juga nantinya akan faham arti kata dalam konteks tertentu.
Penggunaan kata tak kalah pentingnya untuk diajarkan pada murid. Dengan penggunaan kata yang tepat maka murid akan dapat membentuk suatu komunikasi, setidaknya percakapan yang tepat pula.
Hal yang ketiga adalah pembentukan kata, seperti yang telah kita ketahui bahwa kata dapat berubah, baik arti ataupun strukturnya. Murid haruslah mengetahui perubahan kata itu untuk mendapat pemahaman lebih sempurna terhadap konteks tertentu dalam bahasa arab.
Adapun hal terahir berkaitan dengan pengenalan kata-kata dalam bahasa arab adalah struktur kata. Ada berbagai jenis kata dalam bahasa arab, yaitu kata benda (isim ), kata kerja (al-af’al) dan kata sifat ( na’at ). Murid harus faham struktur kata untuk dapat menggunakan dalam kalimat yang benar.
Keempat hal itu tidak bisa dilepaskan dalam proses pengenalan kosa kata bahasa marab. Kata haruslah diperkenalkan dengan baik secara kontekstual, penggunaan dalam kalimat, perubahannya dan strukturnya, sehingga murid dapat faham kata tersebut secara lengkap.

2..Tehnik Pengajaran Kosa Kata
seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa pengenalan kata dalam bahasa arab tidak hanya mengenalkan kata tersebut dan menyuruh murid untuk menghafalnya. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran kosa kata menurut Harmer (1991), yaitu:
1. pola ajar.
Ada dua pola dalam pengajaran bahasa yaitu pengajaran aktif dan pasif. Pengajaran aktif tepat digunakan untuk tingkatan murid pemula atau dasar yang memerlikan banyak latihan dan figur guru yang aktif, sedang pengajaran pasif tepat digunakan utnuk tingkatan menengah atau tingkatan atas. Dengan pengajaran pasif, diharapkan muridlah yang lebih aktif dalam mengolah kata-kata yang telah diberikan.
2. Hubungan antar kata
Dalam hal ini murid diharapkan mampu untuk mengolah kata –kata yang telah diberiakn dalam suatu kalimat. Penggunaan dalam kalimat akan lebih memamcu ingatan murid akan arti kata-kata terserbut.
3. Tehnik pengajaran tertentu
Ada berbagai cara untuk memperkenalkan kata dengan lebih mudah kepada murid yaitu :
a. menampilakan realita yang ada, hubungan kata denagn suatu konteks.
b. Denagn gambar yangbbersangkutan dengan kata tersebut
c. Menggunakan bahasa tubuh yang khas utnuk menggambarkan suatu kata

3. Evaluasi pembelajaran.
Setelah serangkaian pengajaran, suatu evaluasi perlu diberiakn untuk mengetahui hasil pengajaran tersebut. Slamemto (1991) merumuskan adanya tiga tujuan dari evaluasi, yaitu:
1. untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan bagi murid.
2. untuk menentukan angka kemajuan atau hasil masing-masingmurid yang dipakai sebagai pemberian laporan kepada kedua orang tua, penentuan kenaikan tingkat atau status, dan penentuan lulus tidaknya.
3. untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat
adapun evaluasi yang bisa dilakukan, khususnya terkait denagn pengajaran bahasa adalah:
1. tehnik tes, yang mencangkup:
a. tes verbal
b. tes non verbal
2. tes verbal, yang mencangkup:
a. tes tertulis
b. tes lisan
3. tes tulis, yang mencangkup:
a. tes obyektif
b. tes subyektif
4. tes obyektif, yang meliputi:
a. tes isian
b. tes benar salah
c. tes menjodohkan
d. tes pilihan ganda
5. tes subyektif, yang meliputi:
a. jawaban singkat
b. jawaban luas


C. Tingkat efektifitas penggunaan media kartu dalam meningkatkan pengayaan kosa kata siswa.
Mempelajari bahasa arab, akan menjadi hal yang kuarang menyenangakan. Terlebih lagi jika tidak ada minat dan motivasidari siswa tersebut, baik itu motivasi internal maupun motivasi eksternal yang termasuk motifasi internal adalah keinginan dari dalam diri siswa untuk bisa menguasai bahasa arab, sedang yang termasuk motivasi eksternal adalah motivasi dari orang luar, seperti gur dan teman, dan juga situasi sekitar siswa. Contohnya keadaan siswa, kelas, methode pengajaran, dan lain sebagainya.
Sebagaimnan pembahasan sebelumnya bahwa penggunaan media sangat membantu keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar, terutama disini penggunaan media kartu yang dikenal dengan flash cards. Pemakaian flash cards dalam proses belajar mengajar bahasa Arab sangatlah berguna karena materi dari flash cards dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan pada siswa. Cara penggunaannya pun dengan cepat dan tangkas, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari bahasa Arab dan dapat mempraktekannya dan siswa akan dapat mengingat pelajaran dan kosakata dengan lebih lama, karena dalam praktek penggunaan flash cards mengikut sertakan bukan hanya faktor kognitif dan afektif, namun juga faktor motorik siswa.



























BAB III
RANCANGAN PENELITIAN


A. Rencana Tindakan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media flash cards terhadap peningkatan kosakata siswa kelas V MIN II Sukabumi. Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perlu dirumuskan sekenario penelitian mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pada evaluasinya.
Penelitian ini dimulai dengan persiapan peneliti untuk mempersiapkan media flash cards sebelum materi tersebut diberikan dengan menentukan bentuk dan ukuran media flash cards yaitu 15X20 Cm sebanyak 220 buah dengan spesifikasi gambar anggota tubuh, kosakata profesi dan gambar profesi serta kosakata alat-alat sekolah, kemudian peneliti membuat sketsa gambar di kertas manila dengan memberi warna seperlunya setelah media flash cards dibuat maka peneliti mulai untuk melakukan penelitian di kelas dengan membawa beberapa alat lain yang diperlukan dalam proses belajar mengajar seperti penggaris, penghapus, boart marker dan selama pelaksanaannya peneliti dibantu oleh beberapa peneliti lain yang bertindak sebagai observation.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yang dimulai pada hari sabtu tanggal 19 Juni 2011 adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tiga kali pertemuan tersebut adalah :
PERTEMUAN 1 :
A. Tahap Awal
B. Tahap Inti
C. Tahap Akhir



B. Rencana Perekaman.
Untuk meperoleh data yang lebih akurat dan agar data yang telah diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman denagn cara membuat catatan-catatan dari hasil data yang telah diperoleh selama proses penelitian. Tehnika yang dilakukan adalah denagn perekapan hasil nilai setiap pertemuan dalam proses pembelajaran yang berlangsungdengan menggunakan flash card, sedang untuk mengetahui efektifitas penggunaan media flash card maka peneliti barupaya utnuk membandingkan nilai pre-test dan post-tes, dimana soal yang digunakan adalah sama, sehingga hal ini nantinya akan memudahkan peneliti untuk mengetahui efektifitas penggunaan media flash card terhadapa pengajaran kosa kata.

C. Data dan Cara Pengumpulannya.
Data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian yaitu:
1. pengamatan partisipatif.
Cara ini digunakan penelikti agar data yang diinginkan bisa diperoleh sesuai dengan apa yang dimaksudkan oelh peneliti. Penelitian partisipatrif maksudnya adalah peneliti terlibat langsung dan bersifat aktif dalam turut mengumpulkan data yang diinginkan dan juga peneliti kadang-kadang mengarahkan obyek yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang ingin diperoleh peneliti.
2. observasi aktifitas kelas
observasi aktifitas kelas dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar dikelas denagn menggunakan media flash card (observasi secara langsung), sehingga peneliti akan memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti bisa menentukan media flash card dan cara penyampaiannya yang lebih baik pada pertemuan yang bberikutnya. Hal ini dilakukan dengan merujuk adanya pertimbangan hasil observasi.

3. pengukuran hasil belajar
data yang telah diperoleh dilapangan akan diukur oleh peneliti dengan menggunakan analisa sebagai perbandingan hasil dari pre-test (sebelum media flash card digunakan) dan dari post test (setelah media flash card digunakan).

Denagn perbandingan peningkatan nilai yang telah ada, maka media flash card ini bisa dibilangberhasil dan sebagai salah satu media pengajaran kosa kata, sehingga hal ini bisa direkomendasikan kepada para pengajar bahasa untuk menggunakan media flash card ketika mengajar kosa kata.

penelitian tidak kelas 1

download DISINI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
GUNA MENINGKATKAN KETRAMPILAN KALAM
SISWA KELAS XI BAHASA
 MAN I MALANG  


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan perangkat pembelajaran dengan lancar dan tepat waktu. Sebagai salah satu tugas dan kewajiban dari PKLI Fakultas Tarbiyah UIN Malang di MAN MALANG 1.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan  kita baginda Nabi Muhammad saw, para keluarga ,sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Islam. Kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akherat.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan PPL II yang telah dicanangkan oleh UIN Malang sebagai pertanggung jawaban kami sebagai peserta PPL I.
Dengan terselesainya laporan PPL II ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam pelaksanaan PPL I, antara lain :
1.      Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
2.      Bapak Wahid Murni, M.Pd., Ak, selaku Dosen pembimbing lapangan yang telah membebrikan kesempatan kepada kami selama PPL II berlangsung.
3.      Ayahanda Imam Chudlori dan Ibunda Siti Sa’adah. Bapak yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik berupa moril, do’a restu, nasehat-nasehat yang diberikan dengan kasih sayang, lebih-lebih materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.
4.      Drs.H. Zaianal Mahmudi, M.Ag selaku kepala sekolah MAN Malang 1 yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PPL II.
5.      Drs. Shohib, M.Ag, selaku guru Pamong yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama tugas PPL II berlangsung. 
6.      Segenap dewan guru, staf, serta karyawan MAN Malang 1, atas bantuan dan kerja samanya dalam pelaksanaan PPL II ini.
7.      Dan kawan-kawan seperjuangan PPL II dan PPL UM khususnya Tim Teaching (Risma dan Anis) yang selalu antusias dalam memberikan dukungan pembuatan laporan ini.
8.      Semua murid kelas XI khususnya dan seluruh murid MAN Malang 1 pada umumnya yang telah membantu terselesainya kegiatan belajar mengajar sampai selesai.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terwujudnya PPL II yang lebih baik untuk masa-masa yang akan datang.
Akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal mereka diterima oleh Allah sebagai amalan sholehah serta mendapatkan imbalan yang semestinya. Penulis berharap semoga laporan akhir PPL II ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya, karena khoir al naas anfa’uhum li al naas. Amin.

Malang,   September 2007

Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................         i
DAFTAR ISI ...................................................................................................        ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah ................................................................        1
B.  Rumusan Masalah ..........................................................................        2
C.  Tujuan ............................................................................................        2
D.  Hipotesis Tindakan ........................................................................        2
E.   Manfaat Penelitian .........................................................................        2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.  Metode Pembelajaran Role Playing ...............................................        4
B.  Ketrampilan Berbicara (Kalam)......................................................        5
BAB III METODE PENELITIAN
A.  Setting Penelitian ...........................................................................        7
B.  Rencana Tindakan .........................................................................        7
1. Perencanaan Tindakan ...............................................................        7
2. Implementasi Tindakan ..............................................................        7
3. Observasi Dan Interpretasi ........................................................        8
4. Analisis Dan Refleksi ................................................................        8
C.  Siklus Penelitian .............................................................................        9
D.  Penyusunan Instrumen ...................................................................        9
E.   Pengumpulan Data .........................................................................        9
F.   Indikator Kinerja ...........................................................................      10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian ..............................................................................         
1. Siklus Pertama ...........................................................................
a. Perencanaan ...........................................................................         
b. Pelaksanaan ...........................................................................
c. Pengamatan ............................................................................
d. Refleksi .................................................................................
2. Siklus Kedua..............................................................................
a. Perencanaan  ..........................................................................
b. Pelaksanaan ...........................................................................
c. Pengamatan ............................................................................
d. Refleksi .................................................................................
B.  Pembahasan ...................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan ....................................................................................
B.  Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan dan masa depan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju dan berperadaban. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”.
Salah satu keberhasilan suatu pendidikan dalam sebuah negara adalah eksistensi guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaiknya-baiknya. Untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, guru harus “kaya” dengan berbagai model pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak didik. Sehingga nantinya proses pembelajaran tidak monoton dan membuat antusias anak didik dalam mengikuti materi pelajaran  yang disampaikan.
Dalam bahasa Arab dikenal empat kompetensi dasar yang harus dimiliki anak didik yaitu Istima', Kalam, Qiro'ah, Kitabah. Selama ini, seperti yang pernah penulis alami ketika duduk di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, kompetensi yang dipakai guru hanya sebatas pada kompetensi Qiro'ah dan kitabah saja. Padahal kompetensi Istima' dan Kalam juga merupakan satu rangkaian penting dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Tanpa adanya kompetensi Istima' dan Kalam, proses pembelajaran tersebut tidak akan seimbang, dalam artian anak didik  pandai dalam Qiro'ah dan Kitabah, tapi lemah dalam Istima' dan Kalam. Padahal perkembangan bahasa apapun pada seorang anak (mulai balita hingga dewasa) berangkat dari kebiasaan subjek mendengar kosa kata baru dan kemudian berusaha untuk mengartikulasikan apa yang didengar. Sehingga perlu adanya konsentrasi pembelajaran anak didik pada pengembangan istima' dan kalam.
Dalam upaya ini penulis berusaha melakukan penelitian tindakan kelas yang berkonsentrasi pada dua hal tersebut (istima' dan kalam) dengan menggunakan strategi pembelajaran role-play.
Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan.
Berbagai alasan penggunaan role play dalam pembelajaran adalah: (i) untuk mendemonstrasikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang diperoleh. (ii) Mendemonstrasikan intregasi pengetahuan praktis. (iii) Membandingkan dan mengontraskan posisi-posisi yang diambil dalam pokok permasalahan. (iv) Melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran yang langsung dan eksperensial. (v) Memberi feedback yang segera bagi dosen dan mahasiswa.
Oleh karena itu, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian tindakan kelas. Namun, Dalam penelitian tindakan kelas berikut, penulis mengkerucutkan kompetensi istima' dan kalam untuk meneliti aspek kalam saja. Dalam hal ini penulis mengangkat topik: “Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Guna Meningkatkan Ketrampilan Kalam Siswa Kelas XI Bahasa MAN I MALANG ”
  
B.     Rumusan Masalah.
            Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Apakah strategi pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG ?
  2. Bagaimana strategi pembelajaran Role Playing diterapkan, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG ?
 
C.    Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.       Mendiskripsikan peningkatan penggunaan strategi pembelajaran Role Playing dalam ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG .
2.       Menganalisis penerapan strategi pembelajaran Role Playing sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG .

D.    Hipotesis Tindakan
  1. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG  dapat ditingkatkan.
  2. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka kualitas ketrampilan kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG  dapat ditingkatkan.

E.     Manfaat Penelitian.
            Secara khusus penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan kegunaan bagi:
  1. Anak didik
·         Memberikan konstribusi langsung berupa praktek tentang materi-materi yang sudah dipelajari.
·         Memberikan anak didik perasaan senang terhadap materi pelajaran karena dikemas dengan Role Playing.
  1. Guru
·         Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  1. Sekolah
·         Sebagai bahan pertimbangan penggunaan informasi atau menentukan langkah-langkah penggunaan modul pembelajaran bahasa Arab khususnya dan materi pelajaran lain pada umumnya.
  1. Pengembang Kurikulum
·         Melihat berbagai kelemahan kurikulum sebagai pijakan pengembangan kurikulum.



BAB II
Kajian Teori

A.    Metode Pembelajaran Role Playing
Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan.
Dalam role playing, anak didik diperlakukan sebagai subyek pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Arab) bersama teman-teman sebayanya pada situasi tertentu. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri anak didik. Lebih lanjut prinsip pembelajaran bahasa menjelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa, anak didik akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan menggunakan bahasa dengan melakukan berbagai kegiatan bahasa. Bila mereka berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
Bermain peran (role playing) adalah latihan yang baik bagi tumbuh kembang anak didik. Ketika anak didik berperan sebagai ibu misalnya, saat itu ia membayangkan dan meniru sikap sebagai seorang ibu dengan berkaca pada perilaku ibunya atau ibu idaman. Selain itu, ia juga mengembangkan sikap keibuan. Role Playing juga dapat membuat anak didik pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Ini bisa meningkatkan kemampuan verbal anak didik dalam pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam). 
Sebuah penelitian mengatakan bahwa metode pengajaran instruksional yang satu arah, yaitu guru mendominasi kelas, sudah ketinggalan zaman karena membuat anak menjadi pasif dan pada gilirannnya tidak melatih anak menjadi makhluk yang artikulatif ketika terjun ke masyarakat.
Ada tiga aspek utama dari pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1.      Mengambil peran (role taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang peran, contoh: berdasar pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan) atau berdasar tugas jabatan (bagaimana seorang agen polisi harus bertindak), dalam situasi-situasi sosial (Goffman, 1976)
2.      Membuat peran (role making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. (Roberts, 1991)
3.      Tawar-menawar peran (role negotiation), yaitu tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.
Dalam role play, peserta melakukan tawar menawar antara ekspektasi-ekspektasi social suatu peran tertentu, interpretasi dinamik mereka tentang peran tersebut, dan tingkat dimana orang lain menerima pandangan mereka tentang peran tersebut.
Dalam role play peserta diminta; pertama untuk mengandaikan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain. Kedua, masuk dalam situasi yang bersifat simulasi atau skenario, yang dipilih berdasar relevansi dengan pengetahuan yang sedang dipelajari anak didik atau materi kurikulum. Ketiga, bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak “seolah-olah” peran-peran tersebut adalah peran mereka sendiri dan bertindak berdasar asumsi tersebut, dan keempat menggunakan pengalaman-pengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk “mengisi” gap yang hilang dalam suatu peran singkat yang ditentukan.
Disamping tiga aspek utama dari pengalaman peran diatas, ada empat pokok pendekatan dalam role play yang seringkali digunakan, yaitu role play berbasis ketrampilan (skills based), berbasis isu (issues based), berbasis problem (problems based), dan berbasis spekulasi (speculative based).
Role play pendekatan berbasis ketrampilan (skills-based approach) adalah siswa diminta untuk memperoleh ketrampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria kemudian melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada dan mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain, biasanya dengan tujuan penilaian atau evaluasi. Contohnya adalah menjadi model peran seorang dokter.
Role play dengan pendekatan berbasis isu (issues-based approach) adalah anak didik secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mengandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan yang sesungguhnya yang berselisih satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya yang dilandasi seperangkat kepentingan-kepentingan pribadi yang jelas. Contoh dari pendekatan ini adalah membangun jalan bebas hambatan.
Role play dengan pendekatan berbasis problem (problems-based approach) adalah anak didik diminta untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuannya secara tepat. Disini guru boleh mengintervensi dengan memberikan informasi atau problem baru, krisis atau tantangan baru sementara role play tetap berjalan. Contohnya adalah perjuangan untuk mempertahankan hidup dari kecelakaan kapal laut.
Role play dengan pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach) adalah keterlibatan anak didik dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan lampau dan yang akan datang dengan menggunakan aspek yang diketahui dari wilayah subyek tertentu. Contohnya kematian karena kecelakaan misal dalam suatu konser musik yang kacau.

B.     Ketrampilan Berbicara (Kalam)
            Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan, dan penguasaan kosa kata serta ungkapan yang memungkinkan anak didik dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.
            Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara ialah keberanian anak didik dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan dorongan kepada anak didik agar berani berbicara kendatipun dengan resiko salah.
            Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan menyimak akan tetapi tujuan akhir keduanya berbeda. Latihan berbicara  menekankan kemampuan eskpresi atau mengungkapkan ide pikiran pesan kepada orang lain. Sedangan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik.
Pembelajar bahasa perlu menyadari bahwa ketrampilan berbicara melibatkan tiga bidang pengetahuan, yaitu:
a.       Mekanik (pengucapan, tata bahasa, dan kosakata); penggunaan kata-kata yang sesuai dengan susunan dan pengucapan yang benar.
b.      Fungsi (transaksi dan interaksi); mengetahui kapan pesan yang jelas diperlukan (transaksi atau pertukaran informasi) dan kapan pemahaman yang tepat tidak diperlukan (interaksi atau membangun hubungan).
c.       Norma dan aturan sosila budaya (pengalihan pembicara, kecepatan berbicara, lamanya berhenti anatara pembicara, peran aktif pembicara); pemahaman tentang siapa yang berbicara kepada siapa, dalam situasi yang bagaimana, tentang apa, dan untuk apa.
Berikut ini model-model latihan berbicara yang digunakan dalam melatih ketrampilan kalam anak didik yaitu;
1.      Latihan asosiasi dan identifikasi
Dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya.
2.      Latihan Pola kalimat
a.       Latihan Mekanis.
Latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar.  Ada bermacam-macam latihan mekanis diantaranya adalah:
1)      Pengulangan sederhana
2)      Penggantian sederhana
3)      Penggantian berganda
4)      Tranformasi penggabungan kalimat dengan penambahan qowa’id
b.      Latihan Bermakna.
1)      alat peraga: baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar yang dipakai untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan.
2)      Situasi kelas: benda-benda yang ada didalam kelas dapat dimanfaatkan untuk pemberian makna.
c.       Latihan  komunikatif.
Latihan ini menumbuhkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan yang sebenarnya.
3.      Latihan percakapan, model-model latihan percakapan itu adalah sebagai berikut:
a.       Tanya Jawab.
b.      Menghafalkan Dialog.
Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan oleh siswa di rumah masing-masing. Pada minggu berikutnya siswa diminta secara berpasangan untuk tampil di depan kelas untuk memperagakan dialog tersebut.
c.       Percakapan Terpimpin.
Guru menentukan situasi atau konteksnya, siswa diharapkan mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan konteks atau situasi yang telah ditentukan.
d.      Percakapan Bebas.
Guru hanya menentukan topik pembicaraan, siswa diberi kesempatan untuk melakukan percakapan mengenai topic tersebut secara bebas.
4.      Bercerita
5.      Diskusi, ada beberapa model diskusi yang bisa dilakukan di kelas kaitannya dengan latihan berbicara, yaitu:
a.                                                                               Diskusi kelas dengan dua kelompok berhadapan.
b.                                                                              Diskusi kelas bebas.
Guru menetapkan topik, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tersebut secara bebas.
c.                                                                               Diskusi kelompok.
d.                                                                              Diskusi panel.
6.      Wawancara
7.      Drama
8.      Berpidato























             
BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Setting Penelitian

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan MAN I MALANG
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I adalah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Departemen Agama Republik Indonesia. Didirikan pada tahun 1979. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I merupakan perpanjangan (restrukturisasi) dari Lembaga Pendidiakn Guru Agama (PGAN)  6 tahun yang beralamatkan di Jl. Karang Menjangan Suarabaya.
Pada Tahun 1978, PGAN Surabaya di ganti namanya dengan PGAN II Malang yang kemudian alamatnya di pindahkan ke daerah Dinoyo. Selanjutnya, karena ada Instruksi dari Menteri Agama yang menyatakan bahwa dalam satu kabupaten hanya di perbolehkan terdapat satu PGAN saja, maka berdasarkan SK Mentri Agama RI No. 17 Tahun 1978, Maka PGAN II Malang dialihfungsikan menjadi dua Madrasah ( kelas 1–3 di ubah menjadi Madrasah Sanawiyah, sedangkan kelas 4–6 menjadi Madrasah Aliyah ), yaitu MAN I MALANG  dan MAN MtsN Malang II yang sekarang bertempat si Jl. Cemorokandang 77 Malang. Pada Tahun ajaran 1980 /1981 telah meluluskan siswa-siswinya untuk yang pertama kali.
Untuk memenuhi tuntuan kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai sebagai tuntutan atas perkembangan yang terjadi, maka pada tanggal 2 Januari 1989, MAN I MALANG  memeindahkan pusat kegiatannya ke lokasi baru ( gedung milik sendiri) yang di bangun dengan dana DIP dan BP3 yang terletak di Jln Baiduri Bulan 40 Malang (d.h Jl. Simpang TlogoMas 1 / 40) Tlp. 551752, 580093 Malang sampai dengan sekarang.
Di atas tanah seluas 6.150 m, (bangunan = 1.341 m, kebun = 3.365m, dan Halaman 1.444 m), inilah MAN I MALANG  selalu mengembangkan diri sehingga memiliki hampir semua saran prasarana yang di butuhkan sebagai lembaga pendidikan modern saat ini
Madrasah Aliyah Negeri Malang I berdasarkan SK. MENAG No. 101 membuka empat program pilihan, yaitu:
   Program A. 1: IPA
Program A. 2: IPS
Program A. 3: BAHASA
Pada tahun ajaran 1987/1988 meluluskan pertama kali berdasarkan Kurikulum Madrasah Aliyah 1984.

Visi, Misi dan Tujuan MAN I MALANG
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat;  era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu Madrasah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. MAN I MALANG  memiliki citra moral yang menggambarkan profil Madrasah yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi Madrasah sebagai berikut :
1. Visi
MEWUJUDKAN INSAN BERKUALITAS TINGGI DALAM IPTEK YANG RELIGIUS DAN HUMANIS
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
§ BERKUALITAS: mempunyai kemampuan  yang  tinggi dalam penguasaan iptek dan imtaq serta mempunyai daya saing yang tinggi.
§ RELIGIUS:  memiliki ketakwaan dan kesalehan serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam  kehidupan sehari-hari.
§ HUMANIS: mempunyai kepedulian terhadap diri dan lingkungan serta dapat diterima dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

2.  Misi

      Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani yang unggul dibidang iptek dan imtaq. Sedangkan misi dari penyelenggaran pembelajaran dan pendidikan di MAN  Malang I terurai sebagai berikut:
1.      Menumbuhkan semangat belajar untuk pengembangan Iptek dan Imtaq
2.      Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang berorientasi masa depan
3.      Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.
4.      Menumbuhkembangkan semangat penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
5.      Mewujudkan warga sekolah yang memiliki kepedulian terhadap diri, lingkungan dan berestetika tinggi

 

Tujuan

            Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di MAN  Malang I  adalah
1.       Meningkatkankan prosentase kelulusan Ujian Nasional menjadi 100 % .
2.       Meningkatkan angka prosentase siswa yang ditrima di Perguruan Tinggi Negeri baik melalui jalur SPMB maupun PMDK.
3.       Meningkatkan kemampuan  berfikir ilmiah warga madrasah melalui kegiatan penelitian sehingga dapat berprestasi di level lokal, regional maupun internasional
4.       Menciptakan proses pembelajaran yang mengasyikkan, menyenangkan, dan mencerdaskan dengan melengkapi ruang belajar yang berbasis multimedia.
5.       Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang berjiwa ajaran agama Islam yang diimplementasikan melalui shalat berjamaah, diskusi keagamaan, khitobah dua bahasa ( Arab dan Inggris), dan seni Islami.
6.       Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama Islam melalui kegiatan bakti sosial dan Studi Kenal Lingkungan.


B. Rencana Tindakan

1.      Perencanaan Tindakan.
Perencanaan tindakan yang dilakukan agar pembelajaran Bahasa Arab lebih efektif dan efisien terutama tentang ketrampilan berbicara (kalam) adalah dengan menerapkan strategi role playing dikelas. Adapun prosesnya ialah dengan menyususun rencana pembelajaran (RP) yang menggunakan strategi role playing dan menggunakan metode-metodenya yang sesuai dengan karakter materi dan menjelaskan strategi pembelajaran dan memberi batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan untuk mendukung suksesnya pembelajaran pada tahap membuka pelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil tindakan yang akan dilakukan, maka peneliti akan membuat dua siklus rencana tindakan, yaitu sebagai berikut:
Siklus Pertama          : Pertemuan pertama ( 31 Juli 2011)
Materi                         : Hiwar tentang mudarris.
a. Pendahuluan
1)      Guru memberi informasi kepada siswa mengenai bahan ajar yang akan dipelajari.
2)      Guru menjelaskan kepada siswa tentang kompetensi dasar yang akan dicapai.
3)      Guru memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran.

b. Isi
1)      Guru meminta semua siswa membaca dan memahami isi teks tentang Mudarris.
2)      Guru menjelaskan tentang isi bacaan Mudarris.
3)      Guru memberikan pertanyaan tentang kandungan teks dan meminta setiap siswa menceritakan kembali isi teks dengan menggunakan bahasa siswa sendiri.
c. Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan proses pembelajaran

Siklus Kedua  : Pertemuan Kedua (7 Agustus 2011)
Materi             : Kalam tentang Mudarris
Strategi pembelajaran
a. Pendahuluan
1)      Guru memberi informasi kepada siswa mengenai bahan ajar yang akan dipelajari.
2)      Guru menjelaskan kepada siswa tentang kompetensi dasar yang akan dicapai.
3)      Guru memberikan gambaran sekilas (ilustrasi) mengenai topik yang akan dijadikan bahan role playing.
4)      Guru membentuk kelompok untuk melakukan role playing.
5)      Guru memberikan langkah yang akan dilakukan oleh kelompok role playing.
b. Isi
1)      Guru memberikan contoh bagaimana melafalkan kalimat dengan intonasi yang benar.
2)      Guru memberikan contoh bagaimana cara dan sikap seseorang ketika melakukan role playing.
3)      Guru meminta masing-masing kelompok untuk membuat hiwar sederhana tentang Mudarris dengan struktur kalimat yang mengandung an+fi’il mudhori’.
4)      Guru menerapkan strategi role playing dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.      Guru membagi siswa menjadi lima kelompok dan meminta masing-masing kelompok siswa membuat hiwar sederhana sesuai dengan gambar yang telah mereka pilih tentang bathol muslim dengan struktur kalimat yang mengandung An+Fi’il Mudhori’.
b.      Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendemonstrasi-kan hiwar yang telah mereka buat.
5)      Guru bersama siswa memberikan penilaian kepada masing-masing kelompok.yang mendemonstrasikan role playnya.

c. Penutup
1)      Guru bersama siswa merefleksikan proses pembelajaran yang meliputi kelebihan dan kelemahan siswa, maupun kesulitan yang dihadapi siswa.
  
2.      Implementasi Tindakan
Pada tahap ini peneliti mulai melaksanakan strategi role playing dengan langkah-langkahnya. Misalnya dengan memberikan materi pelajaran, media gambar pahlawan muslim, membagi kelompok, dan anak didik melaksanakan strategi pembelajaran seperti yang telah direncanakan.

3.      Observasi dan Interpretasi
            Observasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih mendalam dan komprehensif tentang data aktifitas mulai dari awal sampai akhir tindakan. Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti dan mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang kemudian hasilnya dicatat dalam lembar observasi role playing. Guru mengawasi semua kondisi dan perilaku anak didik saat pengamatan atau observasi berlangsung. Sehingga guru mengetahui sejauh mana kosa kata yang dimiliki dan yang digunakan anak didik dalam ketrampilan kalam dengan strategi pembelajaran role playing tersebut.

4.      Analisis dan Refleksi
            Peneliti melakukan analisis dan refleksi adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan ketrampilan kalam anak didik dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang selanjutnya akan dipakai pertimbangan untuk menerapkan metode pada hari selanjutnya, sehingga nantinya dapat diukur sejauh mana keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat dari prestasi belajar anak didik yaitu melalui keberanian dan rasa percaya diri mereka dalam menggunakan bahasa Arab baik bertanya maupun menjawab berbagai persoalan yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas. 

B.     Siklus Penelitian
            Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan. Tahap-tahap penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Teggat, berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pemberian tindakan, observasi dan refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian sehingga diperoleh data yang dapat disimpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini akan direncanakan 2 siklus (setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan).
            Secara lebih rinci tahap-tahap dalam penelitian ini direncanakan sebagai berikut: Siklus pertama dilakukan pada pertemuan pertama mengajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran role playing. Dalam siklus ini dilakukan tes awal dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik terhadap materi pelajaran bahasa Arab. Siklus kedua, penulis membagikan kartu bergambar sebagai bahan pembuatan naskah role play. Setelah naskah selesai dibuat, peneliti meminta siswa untuk melakukan role play. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik dari setiap materi yang diajarkan dengan menggunakan metode role playing.  

C.    Penyusunan Instrumen
            Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang ditunjang dengan instrument lain yaitu interview dan lembar observasi.

D.    Pengumpulan Data
            Data yang diperoleh ketika pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang, dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung, yaitu:
1.      Pengamatan Partisipasi.
Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif serta turut mengumpulkan data.
2.      Observasi Aktifitas Kelas.
Observasi aktifitas kelas dilakukan oleh peneliti dengan mengajar di kelas dimana peneliti menggunakan metode role playing, sehingga peneliti mendapat gambaran suasana kelas dimana nantinya digunakan peneliti untuk menyampaikan pembelajaran bahasa Arab pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai setelah menggunakan metode role playing.
3.      Metode Wawancara (Interview)
Terkait dengan proses pencarian data dalam penelitian yang penulis lakukan, maka disini penulis menggunakan tehnik wawancara bebas.

E.     Indikator Kinerja
            Keberhasilan penelitian ini bisa dilihat dari meningkatnya ketrampilan kalam anak didik yang ditunjukkan pada sikap dan tingkah laku anak didik pada saat pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung, yaitu meningkatnya antusiasme anak didik dalam menggunakan ketrampilan kalam dalam percakapan sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar kelas.











DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bennet, Neville, dkk. 2005. Teaching Through Play. Jakarta: Anggota Ikapi

DePorter, Bobby, dkk. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobby dan Mike Hemacki, dkk. 2000. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Effendi, Fuad Ahmad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Http/www.geocities.com/jipsumbar. Diakses tanggal 3 Maret 2007 pkl 04.00 WIB

Http/www/harian kompas.com. diakses tanggal 3 maret 2007 pkl 04.00 WIB

Http/www/gudang info balita.com. diakses tanggal 4 maret 2007 pukul 05.00 WIB

Sari, Rina. 2007. Pembelajaran Bahasa Inggris Pendekatan Qur’ani. Malang:UIN Press

Tim redaksi. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Anggota Ikapi

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.