BAGAIMANA MASA DEPAN ISLAM DIMASA MENDATANG?

Selasa, 27 Maret 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
GUNA MENINGKATKAN KETRAMPILAN KALAM
SISWA KELAS XI BAHASA
 MAN I MALANG  


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan perangkat pembelajaran dengan lancar dan tepat waktu. Sebagai salah satu tugas dan kewajiban dari PKLI Fakultas Tarbiyah UIN Malang di MAN MALANG 1.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan  kita baginda Nabi Muhammad saw, para keluarga ,sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Islam. Kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akherat.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan PPL II yang telah dicanangkan oleh UIN Malang sebagai pertanggung jawaban kami sebagai peserta PPL I.
Dengan terselesainya laporan PPL II ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam pelaksanaan PPL I, antara lain :
1.      Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
2.      Bapak Wahid Murni, M.Pd., Ak, selaku Dosen pembimbing lapangan yang telah membebrikan kesempatan kepada kami selama PPL II berlangsung.
3.      Ayahanda Imam Chudlori dan Ibunda Siti Sa’adah. Bapak yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik berupa moril, do’a restu, nasehat-nasehat yang diberikan dengan kasih sayang, lebih-lebih materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.
4.      Drs.H. Zaianal Mahmudi, M.Ag selaku kepala sekolah MAN Malang 1 yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PPL II.
5.      Drs. Shohib, M.Ag, selaku guru Pamong yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama tugas PPL II berlangsung. 
6.      Segenap dewan guru, staf, serta karyawan MAN Malang 1, atas bantuan dan kerja samanya dalam pelaksanaan PPL II ini.
7.      Dan kawan-kawan seperjuangan PPL II dan PPL UM khususnya Tim Teaching (Risma dan Anis) yang selalu antusias dalam memberikan dukungan pembuatan laporan ini.
8.      Semua murid kelas XI khususnya dan seluruh murid MAN Malang 1 pada umumnya yang telah membantu terselesainya kegiatan belajar mengajar sampai selesai.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terwujudnya PPL II yang lebih baik untuk masa-masa yang akan datang.
Akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal mereka diterima oleh Allah sebagai amalan sholehah serta mendapatkan imbalan yang semestinya. Penulis berharap semoga laporan akhir PPL II ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya, karena khoir al naas anfa’uhum li al naas. Amin.

Malang,   September 2007

Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................         i
DAFTAR ISI ...................................................................................................        ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah ................................................................        1
B.  Rumusan Masalah ..........................................................................        2
C.  Tujuan ............................................................................................        2
D.  Hipotesis Tindakan ........................................................................        2
E.   Manfaat Penelitian .........................................................................        2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.  Metode Pembelajaran Role Playing ...............................................        4
B.  Ketrampilan Berbicara (Kalam)......................................................        5
BAB III METODE PENELITIAN
A.  Setting Penelitian ...........................................................................        7
B.  Rencana Tindakan .........................................................................        7
1. Perencanaan Tindakan ...............................................................        7
2. Implementasi Tindakan ..............................................................        7
3. Observasi Dan Interpretasi ........................................................        8
4. Analisis Dan Refleksi ................................................................        8
C.  Siklus Penelitian .............................................................................        9
D.  Penyusunan Instrumen ...................................................................        9
E.   Pengumpulan Data .........................................................................        9
F.   Indikator Kinerja ...........................................................................      10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian ..............................................................................         
1. Siklus Pertama ...........................................................................
a. Perencanaan ...........................................................................         
b. Pelaksanaan ...........................................................................
c. Pengamatan ............................................................................
d. Refleksi .................................................................................
2. Siklus Kedua..............................................................................
a. Perencanaan  ..........................................................................
b. Pelaksanaan ...........................................................................
c. Pengamatan ............................................................................
d. Refleksi .................................................................................
B.  Pembahasan ...................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan ....................................................................................
B.  Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan dan masa depan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju dan berperadaban. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”.
Salah satu keberhasilan suatu pendidikan dalam sebuah negara adalah eksistensi guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaiknya-baiknya. Untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, guru harus “kaya” dengan berbagai model pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak didik. Sehingga nantinya proses pembelajaran tidak monoton dan membuat antusias anak didik dalam mengikuti materi pelajaran  yang disampaikan.
Dalam bahasa Arab dikenal empat kompetensi dasar yang harus dimiliki anak didik yaitu Istima', Kalam, Qiro'ah, Kitabah. Selama ini, seperti yang pernah penulis alami ketika duduk di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, kompetensi yang dipakai guru hanya sebatas pada kompetensi Qiro'ah dan kitabah saja. Padahal kompetensi Istima' dan Kalam juga merupakan satu rangkaian penting dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Tanpa adanya kompetensi Istima' dan Kalam, proses pembelajaran tersebut tidak akan seimbang, dalam artian anak didik  pandai dalam Qiro'ah dan Kitabah, tapi lemah dalam Istima' dan Kalam. Padahal perkembangan bahasa apapun pada seorang anak (mulai balita hingga dewasa) berangkat dari kebiasaan subjek mendengar kosa kata baru dan kemudian berusaha untuk mengartikulasikan apa yang didengar. Sehingga perlu adanya konsentrasi pembelajaran anak didik pada pengembangan istima' dan kalam.
Dalam upaya ini penulis berusaha melakukan penelitian tindakan kelas yang berkonsentrasi pada dua hal tersebut (istima' dan kalam) dengan menggunakan strategi pembelajaran role-play.
Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan.
Berbagai alasan penggunaan role play dalam pembelajaran adalah: (i) untuk mendemonstrasikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang diperoleh. (ii) Mendemonstrasikan intregasi pengetahuan praktis. (iii) Membandingkan dan mengontraskan posisi-posisi yang diambil dalam pokok permasalahan. (iv) Melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran yang langsung dan eksperensial. (v) Memberi feedback yang segera bagi dosen dan mahasiswa.
Oleh karena itu, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian tindakan kelas. Namun, Dalam penelitian tindakan kelas berikut, penulis mengkerucutkan kompetensi istima' dan kalam untuk meneliti aspek kalam saja. Dalam hal ini penulis mengangkat topik: “Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Guna Meningkatkan Ketrampilan Kalam Siswa Kelas XI Bahasa MAN I MALANG ”
  
B.     Rumusan Masalah.
            Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Apakah strategi pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG ?
  2. Bagaimana strategi pembelajaran Role Playing diterapkan, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG ?
 
C.    Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.       Mendiskripsikan peningkatan penggunaan strategi pembelajaran Role Playing dalam ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG .
2.       Menganalisis penerapan strategi pembelajaran Role Playing sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG .

D.    Hipotesis Tindakan
  1. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka ketrampilan Kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG  dapat ditingkatkan.
  2. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka kualitas ketrampilan kalam siswa kelas XI Bahasa MAN I MALANG  dapat ditingkatkan.

E.     Manfaat Penelitian.
            Secara khusus penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan kegunaan bagi:
  1. Anak didik
·         Memberikan konstribusi langsung berupa praktek tentang materi-materi yang sudah dipelajari.
·         Memberikan anak didik perasaan senang terhadap materi pelajaran karena dikemas dengan Role Playing.
  1. Guru
·         Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  1. Sekolah
·         Sebagai bahan pertimbangan penggunaan informasi atau menentukan langkah-langkah penggunaan modul pembelajaran bahasa Arab khususnya dan materi pelajaran lain pada umumnya.
  1. Pengembang Kurikulum
·         Melihat berbagai kelemahan kurikulum sebagai pijakan pengembangan kurikulum.



BAB II
Kajian Teori

A.    Metode Pembelajaran Role Playing
Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan.
Dalam role playing, anak didik diperlakukan sebagai subyek pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Arab) bersama teman-teman sebayanya pada situasi tertentu. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri anak didik. Lebih lanjut prinsip pembelajaran bahasa menjelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa, anak didik akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan menggunakan bahasa dengan melakukan berbagai kegiatan bahasa. Bila mereka berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
Bermain peran (role playing) adalah latihan yang baik bagi tumbuh kembang anak didik. Ketika anak didik berperan sebagai ibu misalnya, saat itu ia membayangkan dan meniru sikap sebagai seorang ibu dengan berkaca pada perilaku ibunya atau ibu idaman. Selain itu, ia juga mengembangkan sikap keibuan. Role Playing juga dapat membuat anak didik pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Ini bisa meningkatkan kemampuan verbal anak didik dalam pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam). 
Sebuah penelitian mengatakan bahwa metode pengajaran instruksional yang satu arah, yaitu guru mendominasi kelas, sudah ketinggalan zaman karena membuat anak menjadi pasif dan pada gilirannnya tidak melatih anak menjadi makhluk yang artikulatif ketika terjun ke masyarakat.
Ada tiga aspek utama dari pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1.      Mengambil peran (role taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang peran, contoh: berdasar pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan) atau berdasar tugas jabatan (bagaimana seorang agen polisi harus bertindak), dalam situasi-situasi sosial (Goffman, 1976)
2.      Membuat peran (role making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. (Roberts, 1991)
3.      Tawar-menawar peran (role negotiation), yaitu tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.
Dalam role play, peserta melakukan tawar menawar antara ekspektasi-ekspektasi social suatu peran tertentu, interpretasi dinamik mereka tentang peran tersebut, dan tingkat dimana orang lain menerima pandangan mereka tentang peran tersebut.
Dalam role play peserta diminta; pertama untuk mengandaikan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain. Kedua, masuk dalam situasi yang bersifat simulasi atau skenario, yang dipilih berdasar relevansi dengan pengetahuan yang sedang dipelajari anak didik atau materi kurikulum. Ketiga, bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak “seolah-olah” peran-peran tersebut adalah peran mereka sendiri dan bertindak berdasar asumsi tersebut, dan keempat menggunakan pengalaman-pengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk “mengisi” gap yang hilang dalam suatu peran singkat yang ditentukan.
Disamping tiga aspek utama dari pengalaman peran diatas, ada empat pokok pendekatan dalam role play yang seringkali digunakan, yaitu role play berbasis ketrampilan (skills based), berbasis isu (issues based), berbasis problem (problems based), dan berbasis spekulasi (speculative based).
Role play pendekatan berbasis ketrampilan (skills-based approach) adalah siswa diminta untuk memperoleh ketrampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria kemudian melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada dan mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain, biasanya dengan tujuan penilaian atau evaluasi. Contohnya adalah menjadi model peran seorang dokter.
Role play dengan pendekatan berbasis isu (issues-based approach) adalah anak didik secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mengandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan yang sesungguhnya yang berselisih satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya yang dilandasi seperangkat kepentingan-kepentingan pribadi yang jelas. Contoh dari pendekatan ini adalah membangun jalan bebas hambatan.
Role play dengan pendekatan berbasis problem (problems-based approach) adalah anak didik diminta untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuannya secara tepat. Disini guru boleh mengintervensi dengan memberikan informasi atau problem baru, krisis atau tantangan baru sementara role play tetap berjalan. Contohnya adalah perjuangan untuk mempertahankan hidup dari kecelakaan kapal laut.
Role play dengan pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach) adalah keterlibatan anak didik dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan lampau dan yang akan datang dengan menggunakan aspek yang diketahui dari wilayah subyek tertentu. Contohnya kematian karena kecelakaan misal dalam suatu konser musik yang kacau.

B.     Ketrampilan Berbicara (Kalam)
            Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan, dan penguasaan kosa kata serta ungkapan yang memungkinkan anak didik dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.
            Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara ialah keberanian anak didik dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan dorongan kepada anak didik agar berani berbicara kendatipun dengan resiko salah.
            Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan menyimak akan tetapi tujuan akhir keduanya berbeda. Latihan berbicara  menekankan kemampuan eskpresi atau mengungkapkan ide pikiran pesan kepada orang lain. Sedangan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik.
Pembelajar bahasa perlu menyadari bahwa ketrampilan berbicara melibatkan tiga bidang pengetahuan, yaitu:
a.       Mekanik (pengucapan, tata bahasa, dan kosakata); penggunaan kata-kata yang sesuai dengan susunan dan pengucapan yang benar.
b.      Fungsi (transaksi dan interaksi); mengetahui kapan pesan yang jelas diperlukan (transaksi atau pertukaran informasi) dan kapan pemahaman yang tepat tidak diperlukan (interaksi atau membangun hubungan).
c.       Norma dan aturan sosila budaya (pengalihan pembicara, kecepatan berbicara, lamanya berhenti anatara pembicara, peran aktif pembicara); pemahaman tentang siapa yang berbicara kepada siapa, dalam situasi yang bagaimana, tentang apa, dan untuk apa.
Berikut ini model-model latihan berbicara yang digunakan dalam melatih ketrampilan kalam anak didik yaitu;
1.      Latihan asosiasi dan identifikasi
Dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya.
2.      Latihan Pola kalimat
a.       Latihan Mekanis.
Latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar.  Ada bermacam-macam latihan mekanis diantaranya adalah:
1)      Pengulangan sederhana
2)      Penggantian sederhana
3)      Penggantian berganda
4)      Tranformasi penggabungan kalimat dengan penambahan qowa’id
b.      Latihan Bermakna.
1)      alat peraga: baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar yang dipakai untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan.
2)      Situasi kelas: benda-benda yang ada didalam kelas dapat dimanfaatkan untuk pemberian makna.
c.       Latihan  komunikatif.
Latihan ini menumbuhkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan yang sebenarnya.
3.      Latihan percakapan, model-model latihan percakapan itu adalah sebagai berikut:
a.       Tanya Jawab.
b.      Menghafalkan Dialog.
Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan oleh siswa di rumah masing-masing. Pada minggu berikutnya siswa diminta secara berpasangan untuk tampil di depan kelas untuk memperagakan dialog tersebut.
c.       Percakapan Terpimpin.
Guru menentukan situasi atau konteksnya, siswa diharapkan mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan konteks atau situasi yang telah ditentukan.
d.      Percakapan Bebas.
Guru hanya menentukan topik pembicaraan, siswa diberi kesempatan untuk melakukan percakapan mengenai topic tersebut secara bebas.
4.      Bercerita
5.      Diskusi, ada beberapa model diskusi yang bisa dilakukan di kelas kaitannya dengan latihan berbicara, yaitu:
a.                                                                               Diskusi kelas dengan dua kelompok berhadapan.
b.                                                                              Diskusi kelas bebas.
Guru menetapkan topik, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tersebut secara bebas.
c.                                                                               Diskusi kelompok.
d.                                                                              Diskusi panel.
6.      Wawancara
7.      Drama
8.      Berpidato























             
BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Setting Penelitian

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan MAN I MALANG
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I adalah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Departemen Agama Republik Indonesia. Didirikan pada tahun 1979. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I merupakan perpanjangan (restrukturisasi) dari Lembaga Pendidiakn Guru Agama (PGAN)  6 tahun yang beralamatkan di Jl. Karang Menjangan Suarabaya.
Pada Tahun 1978, PGAN Surabaya di ganti namanya dengan PGAN II Malang yang kemudian alamatnya di pindahkan ke daerah Dinoyo. Selanjutnya, karena ada Instruksi dari Menteri Agama yang menyatakan bahwa dalam satu kabupaten hanya di perbolehkan terdapat satu PGAN saja, maka berdasarkan SK Mentri Agama RI No. 17 Tahun 1978, Maka PGAN II Malang dialihfungsikan menjadi dua Madrasah ( kelas 1–3 di ubah menjadi Madrasah Sanawiyah, sedangkan kelas 4–6 menjadi Madrasah Aliyah ), yaitu MAN I MALANG  dan MAN MtsN Malang II yang sekarang bertempat si Jl. Cemorokandang 77 Malang. Pada Tahun ajaran 1980 /1981 telah meluluskan siswa-siswinya untuk yang pertama kali.
Untuk memenuhi tuntuan kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai sebagai tuntutan atas perkembangan yang terjadi, maka pada tanggal 2 Januari 1989, MAN I MALANG  memeindahkan pusat kegiatannya ke lokasi baru ( gedung milik sendiri) yang di bangun dengan dana DIP dan BP3 yang terletak di Jln Baiduri Bulan 40 Malang (d.h Jl. Simpang TlogoMas 1 / 40) Tlp. 551752, 580093 Malang sampai dengan sekarang.
Di atas tanah seluas 6.150 m, (bangunan = 1.341 m, kebun = 3.365m, dan Halaman 1.444 m), inilah MAN I MALANG  selalu mengembangkan diri sehingga memiliki hampir semua saran prasarana yang di butuhkan sebagai lembaga pendidikan modern saat ini
Madrasah Aliyah Negeri Malang I berdasarkan SK. MENAG No. 101 membuka empat program pilihan, yaitu:
   Program A. 1: IPA
Program A. 2: IPS
Program A. 3: BAHASA
Pada tahun ajaran 1987/1988 meluluskan pertama kali berdasarkan Kurikulum Madrasah Aliyah 1984.

Visi, Misi dan Tujuan MAN I MALANG
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat;  era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu Madrasah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. MAN I MALANG  memiliki citra moral yang menggambarkan profil Madrasah yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi Madrasah sebagai berikut :
1. Visi
MEWUJUDKAN INSAN BERKUALITAS TINGGI DALAM IPTEK YANG RELIGIUS DAN HUMANIS
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
§ BERKUALITAS: mempunyai kemampuan  yang  tinggi dalam penguasaan iptek dan imtaq serta mempunyai daya saing yang tinggi.
§ RELIGIUS:  memiliki ketakwaan dan kesalehan serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam  kehidupan sehari-hari.
§ HUMANIS: mempunyai kepedulian terhadap diri dan lingkungan serta dapat diterima dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

2.  Misi

      Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani yang unggul dibidang iptek dan imtaq. Sedangkan misi dari penyelenggaran pembelajaran dan pendidikan di MAN  Malang I terurai sebagai berikut:
1.      Menumbuhkan semangat belajar untuk pengembangan Iptek dan Imtaq
2.      Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang berorientasi masa depan
3.      Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.
4.      Menumbuhkembangkan semangat penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
5.      Mewujudkan warga sekolah yang memiliki kepedulian terhadap diri, lingkungan dan berestetika tinggi

 

Tujuan

            Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di MAN  Malang I  adalah
1.       Meningkatkankan prosentase kelulusan Ujian Nasional menjadi 100 % .
2.       Meningkatkan angka prosentase siswa yang ditrima di Perguruan Tinggi Negeri baik melalui jalur SPMB maupun PMDK.
3.       Meningkatkan kemampuan  berfikir ilmiah warga madrasah melalui kegiatan penelitian sehingga dapat berprestasi di level lokal, regional maupun internasional
4.       Menciptakan proses pembelajaran yang mengasyikkan, menyenangkan, dan mencerdaskan dengan melengkapi ruang belajar yang berbasis multimedia.
5.       Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang berjiwa ajaran agama Islam yang diimplementasikan melalui shalat berjamaah, diskusi keagamaan, khitobah dua bahasa ( Arab dan Inggris), dan seni Islami.
6.       Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama Islam melalui kegiatan bakti sosial dan Studi Kenal Lingkungan.


B. Rencana Tindakan

1.      Perencanaan Tindakan.
Perencanaan tindakan yang dilakukan agar pembelajaran Bahasa Arab lebih efektif dan efisien terutama tentang ketrampilan berbicara (kalam) adalah dengan menerapkan strategi role playing dikelas. Adapun prosesnya ialah dengan menyususun rencana pembelajaran (RP) yang menggunakan strategi role playing dan menggunakan metode-metodenya yang sesuai dengan karakter materi dan menjelaskan strategi pembelajaran dan memberi batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan untuk mendukung suksesnya pembelajaran pada tahap membuka pelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil tindakan yang akan dilakukan, maka peneliti akan membuat dua siklus rencana tindakan, yaitu sebagai berikut:
Siklus Pertama          : Pertemuan pertama ( 31 Juli 2011)
Materi                         : Hiwar tentang mudarris.
a. Pendahuluan
1)      Guru memberi informasi kepada siswa mengenai bahan ajar yang akan dipelajari.
2)      Guru menjelaskan kepada siswa tentang kompetensi dasar yang akan dicapai.
3)      Guru memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran.

b. Isi
1)      Guru meminta semua siswa membaca dan memahami isi teks tentang Mudarris.
2)      Guru menjelaskan tentang isi bacaan Mudarris.
3)      Guru memberikan pertanyaan tentang kandungan teks dan meminta setiap siswa menceritakan kembali isi teks dengan menggunakan bahasa siswa sendiri.
c. Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan proses pembelajaran

Siklus Kedua  : Pertemuan Kedua (7 Agustus 2011)
Materi             : Kalam tentang Mudarris
Strategi pembelajaran
a. Pendahuluan
1)      Guru memberi informasi kepada siswa mengenai bahan ajar yang akan dipelajari.
2)      Guru menjelaskan kepada siswa tentang kompetensi dasar yang akan dicapai.
3)      Guru memberikan gambaran sekilas (ilustrasi) mengenai topik yang akan dijadikan bahan role playing.
4)      Guru membentuk kelompok untuk melakukan role playing.
5)      Guru memberikan langkah yang akan dilakukan oleh kelompok role playing.
b. Isi
1)      Guru memberikan contoh bagaimana melafalkan kalimat dengan intonasi yang benar.
2)      Guru memberikan contoh bagaimana cara dan sikap seseorang ketika melakukan role playing.
3)      Guru meminta masing-masing kelompok untuk membuat hiwar sederhana tentang Mudarris dengan struktur kalimat yang mengandung an+fi’il mudhori’.
4)      Guru menerapkan strategi role playing dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.      Guru membagi siswa menjadi lima kelompok dan meminta masing-masing kelompok siswa membuat hiwar sederhana sesuai dengan gambar yang telah mereka pilih tentang bathol muslim dengan struktur kalimat yang mengandung An+Fi’il Mudhori’.
b.      Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendemonstrasi-kan hiwar yang telah mereka buat.
5)      Guru bersama siswa memberikan penilaian kepada masing-masing kelompok.yang mendemonstrasikan role playnya.

c. Penutup
1)      Guru bersama siswa merefleksikan proses pembelajaran yang meliputi kelebihan dan kelemahan siswa, maupun kesulitan yang dihadapi siswa.
  
2.      Implementasi Tindakan
Pada tahap ini peneliti mulai melaksanakan strategi role playing dengan langkah-langkahnya. Misalnya dengan memberikan materi pelajaran, media gambar pahlawan muslim, membagi kelompok, dan anak didik melaksanakan strategi pembelajaran seperti yang telah direncanakan.

3.      Observasi dan Interpretasi
            Observasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih mendalam dan komprehensif tentang data aktifitas mulai dari awal sampai akhir tindakan. Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti dan mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang kemudian hasilnya dicatat dalam lembar observasi role playing. Guru mengawasi semua kondisi dan perilaku anak didik saat pengamatan atau observasi berlangsung. Sehingga guru mengetahui sejauh mana kosa kata yang dimiliki dan yang digunakan anak didik dalam ketrampilan kalam dengan strategi pembelajaran role playing tersebut.

4.      Analisis dan Refleksi
            Peneliti melakukan analisis dan refleksi adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan ketrampilan kalam anak didik dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang selanjutnya akan dipakai pertimbangan untuk menerapkan metode pada hari selanjutnya, sehingga nantinya dapat diukur sejauh mana keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat dari prestasi belajar anak didik yaitu melalui keberanian dan rasa percaya diri mereka dalam menggunakan bahasa Arab baik bertanya maupun menjawab berbagai persoalan yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas. 

B.     Siklus Penelitian
            Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan. Tahap-tahap penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Teggat, berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pemberian tindakan, observasi dan refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian sehingga diperoleh data yang dapat disimpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini akan direncanakan 2 siklus (setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan).
            Secara lebih rinci tahap-tahap dalam penelitian ini direncanakan sebagai berikut: Siklus pertama dilakukan pada pertemuan pertama mengajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran role playing. Dalam siklus ini dilakukan tes awal dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik terhadap materi pelajaran bahasa Arab. Siklus kedua, penulis membagikan kartu bergambar sebagai bahan pembuatan naskah role play. Setelah naskah selesai dibuat, peneliti meminta siswa untuk melakukan role play. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik dari setiap materi yang diajarkan dengan menggunakan metode role playing.  

C.    Penyusunan Instrumen
            Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang ditunjang dengan instrument lain yaitu interview dan lembar observasi.

D.    Pengumpulan Data
            Data yang diperoleh ketika pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang, dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung, yaitu:
1.      Pengamatan Partisipasi.
Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif serta turut mengumpulkan data.
2.      Observasi Aktifitas Kelas.
Observasi aktifitas kelas dilakukan oleh peneliti dengan mengajar di kelas dimana peneliti menggunakan metode role playing, sehingga peneliti mendapat gambaran suasana kelas dimana nantinya digunakan peneliti untuk menyampaikan pembelajaran bahasa Arab pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai setelah menggunakan metode role playing.
3.      Metode Wawancara (Interview)
Terkait dengan proses pencarian data dalam penelitian yang penulis lakukan, maka disini penulis menggunakan tehnik wawancara bebas.

E.     Indikator Kinerja
            Keberhasilan penelitian ini bisa dilihat dari meningkatnya ketrampilan kalam anak didik yang ditunjukkan pada sikap dan tingkah laku anak didik pada saat pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung, yaitu meningkatnya antusiasme anak didik dalam menggunakan ketrampilan kalam dalam percakapan sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar kelas.











DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bennet, Neville, dkk. 2005. Teaching Through Play. Jakarta: Anggota Ikapi

DePorter, Bobby, dkk. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobby dan Mike Hemacki, dkk. 2000. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Effendi, Fuad Ahmad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Http/www.geocities.com/jipsumbar. Diakses tanggal 3 Maret 2007 pkl 04.00 WIB

Http/www/harian kompas.com. diakses tanggal 3 maret 2007 pkl 04.00 WIB

Http/www/gudang info balita.com. diakses tanggal 4 maret 2007 pukul 05.00 WIB

Sari, Rina. 2007. Pembelajaran Bahasa Inggris Pendekatan Qur’ani. Malang:UIN Press

Tim redaksi. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Anggota Ikapi

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.

                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar