BAGAIMANA MASA DEPAN ISLAM DIMASA MENDATANG?

Jumat, 30 Maret 2012

SDM lemah SDA Indonesia Di kuasai Pihak Asing

Toko Muhammadyah pusat, Prof Dr Syamsul Anwar mengatakan sumber daya alam atau SDA Indonesia lebih banyak dikuasai pihak asing karena kualitas sumber daya manusia (SDM) di republik ini masih rendah. Akibatnya rakyat Indonesia jauh lebih miskin dibandingkan negara-negara lain yang tergabung dalam ASEAN.

“Kenyataan ini amat memprihatinkan. Apa kurangnya SDA yang kita miliki, bahkan terlengkap di dunia. Tapi SDM kita masih sangat rendah, tidak mampu mengelola SDA yang cukup kaya ini, sehingga lebih banyak dikuasai oleh pihak asing,” kata Syamsul Anwar yang juga ekonom, dalam tausyiah milad ke-99 Muhammadyah di Dayah Ihya Hussunnah di Kampung Jawa Baru, Lhokseumawe, Rabu (18/2).

Menurut Anwar, Indonesia kaya minyak, gas, bauksit, batu bara, emas, perak, dan ribuan bahan tambang lainnya. Selain itu, nusantara ini juga memiliki potensi kelautan, pertanian, dan hutan yang amat menggiurkan. Ironisnya, kata dia, di tengah tumpukan SDA tersebut ternyata warga setempat hanya mampu menjadi buruh di tanahnya sendiri bahkan sebagian di antaranya sebagai penonton. “Kita harus merubah kenyataan ini, jadikan SDM sebagai konsesus bersama untuk prioritas pembangunan,” tuturnya.

Di bidang akademik, lanjut Anwar, Indonesia yang dihuni sekitar 250 juta jiwa hanya memiliki prestasi gelar PhD sekitar 7.000 orang. Bila dibandingkan dengan Filipina yang jumlah populasi penduduknya sekitar 18 juta jiwa, kata dia, Indonesia tertinggal jauh. Buktinya, warga Filipina yang bergelar PhD mencapai Rp14.000 orang. Belum lagi Singapore, dan Malaysia. Vietnam yang baru saja lepas dari penjajah 1975 lalu, katanya, kini memiliki SDM jauh lebih baik dari Indonesia.

Muhammadyah, menurut Anwar, memiliki andil yang tidak kecil untuk mencerdaskan generasi bangsa. Saat ini Muhammadyah memiliki sebanyak 162 perguruan tinggi (PT) yang tersebar di seluruh pelosok, ribuan pendidikan tingkat SLTA, SLTP dan dayah. Secara kuantitatif andil ikut mencerdaskan anak bangsa telah dilakukan, tapi secara ekonomi belum mampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar